"Jangan bersedih! Relakan Ibumu, Nduk!" ucap Kiai Huda mencoba menenangkan putri sulungnya.
Aisyah tak henti menangis. Ia menutupi matanya yang bengkak dengan kedua tangannya. "Bagaimana bisa Aisyah merelakan Ummi begitu saja, Ba?"
"Allah sedang menguji kita. Sabar! Apa kamu tidak ingat firman Allah di surat Muhammad ayat 31?"
Aisyah mengangguk tapi masih menangis.
"Dalam ayat itu, Allah berfirman : Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu."
Aisyah mengangguk lagi. "Iya, Ba, Aisyah akan mencoba sabar."
-----00-----
Aula luas yang biasanya penuh dengan suasana ketenangan kini menjadi aula yang terpenuhi suara pengajian bercampur tangis. Di dalamnya terdapat Bu Nyai Salamah sudah terbungkus kain putih. Dan ratusan orang berbaju putih tengah mengaji di hadapan jenazah Bu Nyai Salamah, berharap do'a tersebut dapat.
"Ummi! Ummi!" panggil Aisyah yang masih belum merelakan ibunya pergi untuk selamanya.
"Sabar Neng! Ini merupakan ujian yang diberikan oleh Allah. Jadi Neng harus bersabar dan tegar dalam menghadapi semua ini," hibur Madinah sambil menepuk-nepuk ringan punggung Aisyah.
"Iya. Aku tahu. Tapi kenapa harus secepat ini?"
"Ini semua kehendak Allah! Tidak ada seorang pun yang mampu melawan kehendakNya!"
"Aku tahu!"
"Dari pada Neng Aisyah menangis, lebih baik Neng Aisyah mengaji untuk mengatarkan kepergian Bu Nyai Salamah,"
Aisyah hanya mengangguk pelan. Dan segera mengambil buku surat yaasin kecil di hadapannya lalu membaca buku kecil tersebut sambil menahan kesedihannya yang begitu mendalam.
Lantunan suara merdu Aisyah pun terdengar. Semua orang tahu benar bahwa Aisyah memiliki suara yang bergitu merdu dan menyejukkan hati semua orang yang mendengarnya.
-----00-----
Perlahan Aisyah melangkahkan kakinya menuju sebuah sel tahanan yang berjeruji hitam yang terletak di nomor 2 dari sel tahanan yang lainnya. Aisyah sangat terkejut ketika ia melihat Sayyidah yang meringkuk di pojok ruangan sel tahanan. Aisyah pun berlinang air mata dengan sendirinya.
"Siapakah yang mengawali semua ini? Bagaimana bisa Sayyidah memiliki pikiran sekeji itu hingga dapat mengantarkannya ke dalam jeruji besi yang hina ini?"
Aisyah terus melihati Sayyidah yang terlihat sangat lusuh dan tidak terawat. Tapi Aisyah samasekali tidak bicara apa-apa. Ia hanya berdiri di luar sel tahanan yang memisahkannya dengan Sayyidah di dalam sana.
"Apakah semua ini berawal dari Sayyidah? Apakah penyebab kematian Ummi adalah Sayyidah?"
Nesty dan Apriel sedikit keheranan melihat seorang wanita bercadar hitam yang berdiri di depan sel tahanan mereka. Mereka sudah bisa menebak siapakah wanita itu.
"Aku sudah tahu siapa wanita itu!" bisik Apriel di telinga Nesty.
"Aku juga sudah bisa menebaknya!" sahut Nesty yang berbalik berbisik.
"Wanita itu pasti keluarga Sayyidah si tahanan baru!"
Nesty hanya mengangguk. "Hm!"
"Matanya indah seperti Sayyidah. Dia mungkin lebih cantik dari pada Sayyidah,"
Nesty dan Apriel terus bebisik bercakap tentang hubungan antara wanita bercadar yang berada di hadapan mereka dengan Sayyidah.
"Apakah anda mencari Sayyidah?" tanya Nesty pada Aisyah yang tidak berpindah tempat dan masih berdiri di depan sel tahanannya.
"Iya." Aisyah mengangguk.
Sebelum Nesty dan Apriel memanggilkan Sayyidah untuk Aisyah, Sayyidah sudah terbangun sendiri dari tidurnya. Ia sangat terkejut ketika ia melihat Aisyah berada di depan sel tahanannya. Perlahan ia mendekat menuju jeruji sel. Namun ia tak berkata apa-apa dan hanya menitikkan air mata saat melihat Aisyah dengan lebih seksama.
"Aku ke sini untuk menjengukmu, Dah!" gumam Aisyah lembut.
Nesty dan Apriel pura-pura tak mendengar percakapan antara Aisyah dan Sayyidah. Tapi sebenarnya mereka diam-diam mencoba mencari penghiburan dari percakapan tersebut.
"Apakah Aba dan Ummi baik-baik saja?" tanya Sayyidah berlinang air mata.
Aisyah terdiam sejenak. "Menurutmu?"
"Aku berharap Allah senantiasa melindungi mereka."
"Mereka tidak baik-baik saja. Aku pun demikian!"
😎😎😎😎😎
13 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlingan Sayyidah Aisyah
Romance"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung i...