Hari ini Muhammad bersama Kiai Rohim datang ke kediaman Aisyah untuk meminang Aisyah. Tentu saja hal itu membuat Aisyah gugup. Ia sangat takut kelak dia tidak bisa mencintai suaminya karena hatinya telah dimiliki orang lain. Aisyah tahu bahwa perasaan yang dimilikinya adalah perasaan yang salah. Tapi perasaan yang salah itu tumbuh dengan sendirinya dan mekar dengan sendirinya karena kehendak Tuhan.
Muhammad dan Kiai Rohim duduk di ruang tamu bersama Kiai Huda. Mereka membahas tentang rencana pernikahan antara Muhammad dengan Aisyah. Dalam adat Islam, seorang lelaki yang ingin meminang seorang wanita diperbolehkan melihat wajah calon istrinya tersebut. Oleh karena itu, Aisyah diharuskan menanggalkan cadarnya untuk memenuhi peraturan tersebut.
Aisyah memasuki ruang tamu lalu menyuguhkan teh hangat pada ayahnya, Muhammad dan Kiai Rohim yang saat itu duduk dalam satu meja. Muhammad terperangah melihat kecantikan Aisyah. Mungkin Aisyah adalah wanita tercantik yang pernah ia jumpai.
"Ini anak saya, Pak Kiai. Namanya Aisyah," ucap Kiai Huda pada Kiai Rohim.
Kiai Rohim mengangguk. "Wah pas sekali kalau begitu! Anak anda bernama Aisyah sedangkan anak saya bernama Muhammad. Bukankah Aisyah terlahir untuk berjodoh dengan Muhammad?" sahut Kiai Rohim dengan wajah yang sangat sumringah.
Kiai Huda dan Muhammad tertawa mendengar apa yang dikatakan Kiai Rohim. Sedangkan Aisyah hanya tersenyum kecil.
"Bagaimana, Nduk? Calon suamimu ganteng kan?" tanya Kiai Huda pada Aisyah.
Aisyah melihat Muhammad sejenak lalu memanglingkan muka ke ayahnya. Ia hanya menjawab pertanyaan ayahnya dengan senyuman. Suasana saat itu memang terasa canggung bagi Aisyah. Tapi mau atau tidak mau, Aisyah harus menerima pinangan ini agar Sayyidah tidak terluka. Aisyah sangat menyayangi adiknya itu.
"Oh iya, sebenarnya saya kenal Aisyah sejak lama," kata Muhammad.
"Benarkah?" tanya Kiai Huda sangat antusias.
"Mungkin Aisyah tidak mengenal saya. Tapi saya mengenal Aisyah."
"Di mana kamu mengenal Aisyah, Nak?" tanya Kiai Huda semakin bertambah antusias.
"Kita satu Universitas. Aisyah adalah adik angkatan saya. Sejujurnya, saya sudah menyukai Aisyah sejak dulu. Tapi saya tidak berani menyatakan cinta apalagi mengajak Aisyah untuk pacaran. Saya takut dosa," papar Muhammad.
Kiai Huda dan Kiai Rohim hanya mengangguk mendengar cerita Muhammad.
"Sejak saat itu saya memohon kepada Allah agar Aisyah menjadi jodoh saya. Dan jika Aisyah bukan jodoh saya, saya meminta Allah untuk menghilangkan nama Aisyah dari hati saya. Eh ternyata doa saya terkabul," lanjut Muhammad.
"Muhammad, kamu memang calon menantu idaman!" puji Kiai Huda.
-----00-----
😊😊😊😊😊
Rabu, 6 Maret 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/174388892-288-k117250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlingan Sayyidah Aisyah
Romance"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung i...