Di dalam ruangannya, Reyfan masih memikirkan hal sama. Memikirkan tentang apa sebenarnya yang disembunyikan Aisyah. Ia frustasi, ia merasa ada perasaan tidak enak tapi ia tidak tahu itu apa.
Tok-tok-tok, terdengar suara ketukan pintu. "Masuk!" perintah Reyfan.
Tak lama kemudian Pak Widodo datang sambil membawa berkas-berkas yang ia minta tempo hari.
"Ini, Pak. Berkas-berkas yang Bapak minta tempo hari," kata Pak Widodo.
"Taruh saja di situ dan kau boleh pergi."
"Baik, Pak."
Setelah Pak Widodo pergi, Reyfan membuka membaca berkas-berkas itu. Sebagian tidak ia baca karena ia sudah tahu sebelumnya. Akan tetapi tangannya terhenti ketika ia membaca data riwayat kesehatan Aisyah. Tangannya tiba-tiba bergetar, matanya membulat, diremasnya kertas-kertas itu lalu ia sobek-sobek dengan penuh amarah. Setelah itu, ia bergegas menuju rumah sakit.
***
Di depan kamar Aisyah, Reyfan terhenti. Tubuhnya mematung beku saat melihat wanita yang ia cintai selama ini terbaring lemas di atas ranjang pasien dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tangan halus wanita bercadar itu. Di balik jendela Reyfan menahan rasa sakit hatinya. Entah sudah berapa kali wanita bak bidadari itu menghancurkan hatinya. Mungkin sudah tak terhitung. Tapi kali ini Aisyah menghancurkan hati itu dengan cara yang berbeda. Mungkin kali ini Aisyah menghancurkan hati Reyfan dengan sebuah kata "perpisahan".
"Pak Reyfan?" sapa Muhammad dari belakang.
Reyfan menoleh. Ia hanya diam, hatinya masih sangat perih, tangannya mengepal, ingin marah. Tapi ia tidak tahu harus marah pada siapa.
"Kenapa Pak Reyfan ada di sini?" sambung Muhammad.
"Boleh aku masuk?" tanya Reyfan memelas, matanya berkaca-kaca seolah butiran air mata hendak menerobos keluar dari kedua bola matanya.
Muhammad tak tega melihat Reyfan akhirnya ia menganggukkan kepala dan mempersilahkan Reyfan memasuki kamar Aisyah. Mereka berdua pun masuk bersama menjumpai Aisyah yang terbaring tak berdaya dengan napas yang sesak.
"Aisyah, kenapa kau ada di sini? Bangun! Kau seharusnya berada di pesantren dan mengajar seperti dulu lagi!" kata Reyfan dengan air mata yang tumpah ke pipi Aisyah.
Aisyah pun terbangun saat air mata Reyfan mengenai pipinya. Pandangan matanya masih samar, kabur. Ia melihat Reyfan di samping kanan dan Muhammad di samping kiri. Tapi ia masih belum yakin itu Reyfan. Bagaimana mungkin Reyfan bisa ada di sana?
"Aisyah, apa kau bisa mendengarku?" tanya Reyfan.
"Mas Reyfan? Kenapa kamu bisa ada di sini, Mas?" ujar Aisyah lirih, tak bertenaga.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, Aisyah! Kenapa kau bisa ada di sini dan terbaring lemas?" bentak Reyfan marah.
Aisyah menggeleng pelan. "Aku juga tidak tahu, Mas. Bukankah semua orang bisa saja berada di sini?" ucapnya sambil tersenyum.
Hati Reyfan pilu mendengar jawaban dari Aisyah. Bagaimana mungkin wanita rapuh itu tetap saja tegar walaupun ia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama lagi?
"Assalamu'alai.....kum" Sayyidah tercekat ketika memasuki kamar Aisyah. Ia sangat terkejut ketika mendapati Reyfan yang saat itu berdiri di samping kakaknya.
"Wa'alaikum salam," jawab Reyfan dan Muhammad bebarengan.
Hati Sayyidah terguncang, ia tahu benar bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menghiraukan suara hatinya yang terus berdebar. Tapi bagaimana mungkin membendung semua itu? Pria lancang yang ada di hadapannya saat ini adalah orang yang selama ini ia cari, ia tunggu, dan ia nantikan bertahun-tahun silam. Hatinya pun bergetar. Kerinduan yang selama ini ia simpan rapat seolah terbayarkan walau hanya bisa melihat bahwa orang yang dicintainya baik-baik saja.
Sayyidah mendekat. "Mas Reyfan? Kenapa kamu ada di sini?" pertanyaan yang sama kembali terulang.
"Aku hanya ingin menjenguk Aisyah," jawab Reyfan memanglingkan muka.
"Bagaimana kamu tahu kalau Neng Aisyah sakit?" tambah Sayyidah semakin penasaran.
"Apa aku harus menjawab setiap pertanyaanmu?" tanya Reyfan dingin.
Mendengar jawaban itu, lidah Sayyidah terikat dan ia semakin sadar bahwa wanita yang ada di dalam hati Reyfan adalah bukan dirinya melainkan Aisyah. Tapi kenapa ia tidak bisa mencintai pria lain selain Reyfan?
***
😎😎😎😎
Senin, 18 Maret 2019Vote dan komen buat penyemangat author

KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlingan Sayyidah Aisyah
Romance"Aku bahkan tidak bisa membedakan. Dia itu bidadari atau manusia?" Ini bukan hanya tentang Sayyidah, tapi juga tentang Aisyah. Mereka adalah bidadari dunia yang jatuh cinta pada pria yang sama. "Kamu itu bidadari bukan?" Wanita berhidung mancung i...