18. PEKERJAAN PALSU

7.4K 323 2
                                    

Segala sesuatu yang berawal dari sebuah kepalsuan pasti akan berakhir kejam

Pagi-pagi sekali Sayyidah sudah berada di depan cermin. Membenarkan jilbab dan berias di depannya. Ia tampak senang. Sesekali ia tersenyum sendiri saat melihat wajahnya di cermin seperti layaknya orang gila yang tidak tahu apa yang dipikirkan.

"Reyfan. Iam coming!" ucapnya pada dirinya sendiri yang terpantul di depan cermin.

Setelah itu, ia berdiri. Diambilnya setelan jas wanita dari lemari. Dan ia pun segera memakainya sambil menari-nari kecil. Ia tampak begitu bahagia hanya dengan menyebut nama "Reyfan" sesekali. Entah sihir apa yang membuat nama "Reyfan" dapat membuat Sayyidah sebegitu bahagianya.

-----00-----

Sebelum memasuki ruang kerja, Sayyidah memantabkan diri. Ia tak sabar lagi melihat wajah Reyfan yang begitu tampan dan rupawan yang menjadi idola hampir semua karyawati. Perlahan, Sayyidah menyematkan jemarinya ke gagang pintu. Sambil menghela napas, ia membuka pintu dengan sangat pelan.

"Assalamu'alaikum," ucapnya.

Dilihatnya ada tiga orang dalam ruangan itu. Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Sayyidah agak gugup ketika melihat ekspresi wajah ketiga orang itu yang tampak garang di matanya.

"Kamu pegawai baru, ya?" Tanya salah seorang pegawai lelaki, Daniel namanya.

"Iya," jawab Sayyidah singkat dengan sedikit malu-malu.

"Kamu cantik," puji pegawai lelaki yang satunya, namanya Noril.

"Terima kasih," kata Sayyidah yang bertambah malu atas pujian dari Noril.

Sementara itu, si pegawai wanita dalam ruangan itu nampak tidak suka pada Sayyidah. Mereka hanya cemberut dan tidak melihat Sayyidah sedikitpun. Sepertinya ia merasa iri dengan kecantikan Sayyidah.

"Duduklah!" suruh Daniel sambil menunjuk sebuah meja beserta kursi kosong yang berada di sebelahnya.

"Terima kasih," sahut Sayyidah.

Suasana belum bisa disesuaikan Sayyidah. Noril dan Daniel terus saja memandanginya saat ia berusaha mencari-cari pekerjaan yang sebenarnya belum ada. Pandangan Noril dan Daniel rupanya membuat Sayyidah salah tingkah dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Sayyidah semakin lama semakin gugup. Ia mencoba menghilangkan rasa gugupnya dengan bermain jemari, menata buku, dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak perlu.

"Ngomong-ngomong, aku belum tahu namamu," ucap Noril yang terus memandangi Sayyidah.

Daniel mengangguk. "Iya. Aku juga belum tau," tambahnya.

"Em...Aku Sa..." Sayyidah terhenti.

"Sarmila?!" terka si pegawai wanita yang bernama, Weenda.

Sayyidah terdiam. Ia tahu benar bahwa ia tidak seharusnya di sini dengan identitas palsu sebagai Aisyah. Dan ia juga tahu bahwa mulai hari ini, nama "Sayyidah" mungkin tidak akan diperlukan lagi.

"Apa benar nama kamu Sarmila? Norak!" kata Weenda ketus.

Sayyidah menggeleng. "Bukan."

"Lantas siapa?" Daniel semakin ingin tahu.

"Namaku Ai...Syah," jawab Sayyidah bimbang.

Tak lama berbincang-bincang dengan rekan kerja baru, tiba-tiba seorang lelaki yang memakai jas rapi datang dari ambang pintu. Orang itu tak lain adalah Reyfan, atasan semua orang yang berada di ruangan itu.

"Selamat pagi, Pak," sapa Noril, Daniel, dan Weenda pada atasan mereka. Sementara Sayyidah hanya diam.

"Hm!" sahut Reyfan berkarisma.

Sayyidah bertambah gugup ketika Reyfan berada dalam ruangan yang sama dengannya. Jantungnya kembali berdetak kencang seperti angin topan. Walaupun begitu, ia samasekali tidak berani melihat Reyfan berlama-lama. Karena ia takut akan timbul syahwat bila ia terlalu lama melihat seseorang yang mampu membuat jantungnya berdegup tak karu-karuan hanya dengan sekali pandang.

Reyfan melihat Sayyidah sejenak yang berdiri menyambut kedatangannya. Lalu ia pun melanjutkan langkahnya menuju ruangannya sendiri di pintu selanjutnya yang berada di hadapannya. Setelah Reyfan berlalu, para pegawai pun duduk kembali di kursi Masing-masing.

Weenda kembali melihat Sayyidah dengan sinis. "Apa kamu suka sama Pak Reyfan?" tanyanya ketus.

"Suka," jawab Sayyidah dengan lugunya.

Sontak jawaban itu membuat Weenda, Daniel dan Noril benar-benar terkejut.

"Apa?!" ucap Weenda, Daniel, dan Noril bersamaan.

"Maksudku bukan begitu!" jelas Sayyidah.    

😎😎😎😎😎😎😎😎
Vote dan komen untuk penyemangat author ya
29 Januari 2019

Kerlingan Sayyidah AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang