17. KAWAN LAMA AISYAH

9K 359 6
                                    


Tidak ada orang yang 100% suci tanpa dosa. Bercerminlah! Lalu perbaiki.

Seorang lelaki tua yang bernama Gugun datang ke Pondok Pesantren As-Syams bersama dengan putinya yang bernama Elin. Ia datang pagi-pagi sekali setelah shalat subuh. Ia mengetuk-ngetuk pintu rumah Kiai Huda berulang kali. Di dalam rumah, Aisyah mendengar ketukan itu. Ia pun segera memakai kerudung dan cadarnya sebelum ia membukakan pintu rumahnya untuk seseorang yang berada di luar sana. Setelah ia selesai memakai semua itu, Ia bergegas menuju pintu.

Betapa terkejutnya Aisyah ketika ia melihat anak Pak Gugun yang terlihat tak karu-karuan. Pakaian Elin nampak compang-camping, rambutnya acak-acakan dan pandangan matanya kosong. Seolah-olah ia tidak melihat Aisyah yang berada di depannya.

"Kenapa dengan Elin?" Tanya Aisyah cemas.

"Elin terkena narkoba, Neng!" jawab Pak Gugun dengan wajah memelas.

"Silahkan masuk! Saya akan segera panggilkan Aba."

Aisyah sudah mengerti apa yang diinginkan Pak Gugun walau Pak Gugun tidak menjelaskan secara detail tentang alasan apakah ia membawa Elin ke Pondok Pesantren As-Syams. Aisyah sudah tahu bahwa Pak Gugun membawa Elin untuk direhabilitasi.

Pak Gugun dan Elin pun masuk ke dalam ruang tamu. Sementara Aisyah pergi ke kamar Abanya untuk memberi tahukan bahwa Pak Gugun datang untuk meminta bantuan menyembuhkan Elin dari perangkap narkoba yang sangat membahayakan bila tidak segera dihentikan.

------00------

Ayam jago belum berkokok. Tapi Elin sudah menjerit-jerit dalam kamarnya meminta diberi narkoba. Bahkan ia mencekik Madinah, teman sekamarnya untuk melampiaskan kemarahannya.

"Hentikan!" seru Aisyah yang tiba-tiba datang dari ambang pintu kamar Elin.

Elin pun berhenti mencekik Madinah. Ia melihat dari arah datangnya sumber suara, yakni dari ambang pintu. Mata Elin semakin memerah seperti ada iblis yang bersembunyi dalam tubuhnya. Ia perlahan mendekati Aisyah.

"Madinah! Cepat ambil air!" suruh Aisyah.

Madinah pun bergegas mengambil air. Setelah mendapatkan air, ia segera kembali ke kamarnya dengan membawa seember air. Namun betapa terkejutnya dia ketika ia melihat Elin mencekik Aisyah dengan tanpa perasaan. Tanpa berpikir panjang, Madinah pun segera mengguyam Elin dengan air.

"Lepaskan Neng Aisyah!" seru Madinah sambil memegangi tangan Elin yang masih mencekik Aisyah.

Elin pun berhenti mencekik Aisyah. Tapi ia malah kembali mencekik Madinah dengan sekuat tenaganya. Aisyah memegangi tangan Elin hingga membuat Elin beralih pandang menatap Aisyah dengan mata melotot. Sebelum ia mencekik Aisyah, beberapa santri putri datang untuk membantu Aisyah dan Madinah mengatasi amukan Elin yang saat itu kehilangan akal sehatnya. Santri-santri putri itu dengan sigap dan cepat mengikat kedua tangan Elin yang ingin sekali mencekik Aisyah.

"LEPASKAN! LEPASKAN!" teriak Elin meronta-ronta.

Aisyah merasa sangat sedih mendapati hal itu. Bagaimana mungkin wanita seanggun Elin bisa terjebak dalam kejamnya pengaruh narkoba. Aisyah tidak pernah sekalipun berpikir tentang hal ini sebelumnya.

"Kenapa Kak Elin bisa jadi seperti ini?" Tanya Madinah sedih.

"Elin sendirilah yang memilih jalan ini. Kenapa, kapan, di mana, bagaimanakah, semua itu hanya Allah yang tahu," jawab Aisyah menanggapi pertanyaan Madinah.

Elin terus menjerit-jerit meminta dilepaskan. Tapi tidak ada yang memenuhi permintaannya. Dan hal itu membuatnya semakin marah dan berteriak semakin keras sambil meronta-ronta.

Kerlingan Sayyidah AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang