16. KERUHNYA MASALAH

8.6K 402 4
                                    

Dua lelaki paruh baya itu melihat-lihat berkas-berkas yang diberikan Sayyidah kepada mereka. Lalu ia baca berkas-berkas itu. Beberapa kali mereka mengangguk. Seolah-olah mencoba memberikan isyarat pada Sayyidah bawasannya surat lamaran pekerjaan Sayyidah sangat memuaskan mereka.

"Semuanya bisa di atur!" ujar dua lelaki paruh baya itu.

Sayyidah merasa agak aneh dengan perkataan dua lelaki paruh baya itu. Terselip di benaknya sedikit rasa takut.

"Maksud Bapak?" Tanya Sayyidah.

Dua lelaki paruh baya itu samasekali tidak menjawab pertanyaan Sayyidah. Mereka hanya diam. Selangkah demi selangkah, mereka mulai mendekati Sayyidah yang saat itu masih duduk diam di kursi. Sayyidah mulai takut dengan sikap kedua lelaki paruh baya tersebut. Ia menelan ludah. Jantungnya mulai berbunyi tak karu-karuan. Ia terus berdzikir kepada Allah. Berdo'a agar dua lelaki paruh baya tersebut tidak memiliki niat buruk kepadanya.

"Bapak mau apa?" Tanya Sayyidah cemas.

"Kami bisa memberi pekerjaan yang bagus buatmu," ujar salah seorang di antara dua lelaki paruh baya tersebut.

"Emm... Yang benar?" Tanya Sayyidah lagi.

"Tapi ada satu syarat!"

"Syarat apa?" Tanya Sayyidah yang semakin curiga.

"Kamu harus jadi kekasih kami!" jawab dua lelaki paruh baya itu secara bersamaan.

Sayyidah sangat tersentak mendengar apa yang barusan ia dengarkan. Matanya membulat seakan tak percaya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa dua orang lelaki paruh baya yang terlihat berkelas Ternyata memiliki pikiran yang sangat picik.

"Bapak pikir, Bapak bisa membeli harga diri saya?" bentak Sayyidah marah.

Tanpa berpikir panjang, salah seorang dari dua lelaki paruh baya itu tiba-tiba saja memeluk Sayyidah dari belakang. Tentu saja Sayyidah melawan. Dengan segera Sayyidah mendorong lelaki paruh baya itu dengan sekuat tenaganya hingga membuat lelaki paruh baya itu jatuh terjerembab di lantai. Kemudian, Sayyidah mencoba berlari menuju pintu. Namun sayangnya, lelaki paruh baya yang lainnya menghentikan Sayyidah dengan memegang tangan Sayyidah yang ingin menggapai gagang pintu.

"Mau kemana?" Tanya lelaki berkumis itu.

Sayyidah menoleh. Panik. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia terus berusaha melepaskan tangan lelaki paruh baya itu. Akan tetapi, pegangan tangan lelaki paruh baya itu sangatlah kuat hingga membuat Sayyidah tidak dapat berkutik sedikit pun untuk melawan.

"TOLOOOONGGG!!" teriak Sayyidah.

Mendengar teriakan Sayyidah yang sangat keras, dua lelaki paruh baya itu menjadi ketakutan bila ada orang lain yang mendengar teriakan itu. Dengan segera, lelaki paruh baya yang jatuh terjerembab tadi bangun dan langsung membantu temannya untuk mengikat tangan Sayyidah.

"TOLOOONGG!!" teriak Sayyidah lagi.

Setelah mengikat kedua tangan Sayyidah, salah seorang dari dua lelaki paruh baya itu mengambil sapu tangan yang berada di atas meja. Lalu menggunakan sapu tangan itu untuk membungkam mulut Sayyidah. Sayyidah terus meronta. Tapi ia tetap saja tidak berdaya. Dalam hatinya, ia hanya bisa berserah diri kepada Allah dan memohon perlindunganNya. Karena Allah-lah tempat Sayyidah selalu mengadu dan memohon segalanya karena memang Allah-lah pemilik alam semesta ini. Dan tidak ada kekuatan apapun yang mampu menandingi kekuatan Allah.

"Kenapa kamu takut? Kami tidak jahat. Kami hanya menyukaimu," ucap salah seorang di antara mereka dengan begitu santai.

Sayyidah tidak bisa menanggapi ucapan lelaki paruh baya itu karena mulutnya terbungkam. Ia hanya bisa memanglingkan muka dan tidak mau sedikitpun melihat dua lelaki paruh baya itu. Sayyidah jijik.

Kerlingan Sayyidah AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang