20. PEKERJAAN PALSU

6.4K 307 1
                                    

"Apa-apaan ini!" bentak Reyfan.

Sayyidah tersentak tapi ia hanya bisa diam dan menerima bentakan Reyfan dengan tabah karena ia tahu bahwa semua ini memang murni adalah kesalahannya sendiri.

"Aku tidak habis pikir! Kenapa seorang sarjana lulusan terbaik seperti kamu tidak bisa mengerjakan laporan sederhana seperti ini?!" lanjut Reyfan dengan penuh emosi.

Sayyidah terus terdiam. Ia tidak bisa membantah perkataan Reyfan karena apa yang dikatakan Reyfan memang benar adanya.

"Kenapa kamu diam saja?! Setidaknya kamu beri saya satu alasan mengapa kamu tidak bisa mengerjakan laporan ini!" sambung Reyfan.

"Saya lulus dari fakultas ekonomi sekitar empat tahun lalu. Dan saya sama sekali tidak bekerja di perusahaan setelah lulus. Saya hanya mengajar di Pondok Pesantren."

Reyfan menghela napasnya mencoba meredam amarahnya. "Kamu mau bilang kalau kamu tidak ingat pelajaran-pelajaran saat kuliah?!" terkanya.

"Iya."

"Kamu dipecat!" ucap Reyfan tanpa pikir panjang lagi.

Sayyidah sangat terkejut. Baru beberapa hari ia bekerja tapi sudah dipecat. Ia sungguh tak rela melepasan pekerjaan ini karena ia tidak mau kembai ke kehidupan di Pesatren yang menurutnya membosankan.

"Tolong beri saya kesempatan satu kali lagi. Saya akan memperbaiki kesalahan saya," pinta Sayyidah memelas.

"Tidak! Aku tidak butuh sampah sepertimu!" ucap Reyfan lalu beranjak pergi dari ruangan.

Sayyidah termenung sejenak. Lalu ia melangkah perlahan ke jendela sambil menatap senja yang begitu indah. Air matanya pun mengalir setetes demi setetes. Ia meratapi apa yang barusan ia dengar dari mulut seseorang yang dikaguminya. Ia sangat tertusuk ketika memikirkan kata-kata itu. Kata-kata yang begitu menyakitkan. Sayyidah mencoba tegar. Ia pun mencoba menghilangkan kesedihannya dengan menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Beberapa kali ia lakukan hal itu. Lalu ia menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Tegar! Bukan namanya Sayyidah kalau tidak tegar!" katanya menyemangati diri sendiri.

Sayyidah melihat-lihat seisi ruangan Reyfan. Dilihatnya beberapa foto yang terpajang di meja Reyfan. Dalam foto tersebut terpampang wajah tampan Reyfan bersama wanita cantik yang rasanya tak asing bagi Sayyidah.

"Sepertinya aku pernah melihat gadis cantik ini. Tapi di mana?"

Setelah beberapa saat mengingat-ingat, Sayyidah pun akhirnya mengenali wajah wanita yang tempampang dalam foto tersebut. Wanita itu adalah Aish, tunangan Reyfan. Sayyidah pun tersadar bahwa ia pernah membenci Reyfan sejak kejadian di air terjun Madakaripura. Ia juga teringat semua penghinaan Reyfan saat itu.

"Bagaimana mungkin aku bisa mengagumi seseorang seperti Reyfan?"

Sayyidah hanya menggelengkan kepalanya berharap semua ini bukan kenyataan. Tapi Sayyidah tidak mempunyai keberdayaan apapun. Ini semua memang kenyataan yang tidak bisa dipungkiri.

"Sampah! Sudah berulang kali ia katakan itu kepadaku. Bahkan ia pernah menghina orang tuaku. Dia juga yang membuatku kehilangan pekerjaan yang kusayangi."

Sayyidah terus termenung sambil beripikir tentang apa yang terjadi padanya. Walau ia masih tidak percaya semua kenyataan ini, tapi mau atau tidak mau di harus menerimanya. Karena ini semua adalah takdir yang digariskan Tuhan.

"Aku harus membalas semua perbuatannya! Aku tidak terima dengan semua ini!"

Bisikan iblispun terus silih berganti terngiang di telinga Sayyidah. Bisikan-bisikan itu terus menyemangati Sayyidah agar mencari jalan untuk balas dendam pada Reyfan. Bahkan sebagian dari bisikan itu telah merasuki Sayyidah hingga Sayyidah kehilangan akal jernihnya.

-----00-----

Reyfan masuk ke dalam ruangan kerjanya. Ia agak terkejut ketika ia melihat Sayyidah yang tengah duduk santai di atas kursinya. Ia sedikit keheranan melihat tingkah laku Sayyidah yang aneh.

"Kau sudah dipecat. Pergilah!" usir Reyfan.

Sayyidah hanya tersenyum sinis sambil bermain sebuah CD yang ia ayun-ayunkan dengan tangan kirinya.

"Cepat pergi! Kalau kau tidak pergi, aku akan panggilkan satpam untuk mengusirmu!" ancam Reyfan.

"Apa anda tahu isi CD ini?"

"Apa yang kau bicarakan?" Reyfan keheranan.

Sayyidah tersenyum lagi. "Aku bisa menghancurkan perusahaan ini dengan memberikan CD ini ke polisi."

"Jadi, kau mengancamku? Apa kau pikir aku takut?"

😎😎😎😎😎😎😎😎
Vote dan komen untuk penyemangat author
31 Januari 2019

😎😎😎😎😎😎😎😎Vote dan komen untuk penyemangat author31 Januari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerlingan Sayyidah AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang