19. PEKERJAAN PALSU

7K 300 2
                                    

Weenda melotot. "Maksudmu apa?!"

"Aku....suka Pak Reyfan sebagai atasan yang baik. Itu saja."

"Dengar! Sampai kapanpun kamu tidak akan mungkin mendapatkan Pak Reyfan!" kata Weenda dengan sedikit emosional.

"Apa maksud perkataannya? Ingat! Jodoh ditangan Allah!" gumam Sayyidah.

"Kamu jangan mengharap!" lanjut Weenda.

Suasana menjadi sedikit tegang sejenak. Akan tetapi suasana itu sudah menghilang ketika setumpuk pekerjaan sudah menanti mereka.

-----00-----

Malam semakin larut. Sinar bulan bersinar terang menerangi malam yang kelam dan gelap jika tanpanya. Sayyidah termenung dalam kamarnya. Ia tidak bisa tertidur karena memikirkan perkataan Weenda tadi pagi di kantor.

"Apa maksud ucapan Weenda?Aku tidak mengerti sama sekali. Kenapa dia mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bisa mendapatkan Pak Reyfan?"

Beberapa pertanyaan mulai menyergap hati Sayyidah. Semakin lama pertanyaan di hati Sayyidah pun semakin bertambah satu per satu hingga tak ada ruang kosong bagi hati Sayyidah untuk memikirkan hal-hal yang bukan pertanyaan.

"Apakah Pak Reyfan sudah menikah? Apa itu sebabnya Weenda melarangku untuk menyukai Pak Reyfan?"

Berulang kali hati Sayyidah bertanya. Dan berulang kali juga tak ada jawaban yang akurat yang mampu menjawab dengan benar semua pertanyaan hati Sayyidah. Hanya ada jawaban-jawaban ambigu yang tidak bisa diyakini kebenarannya.

-----00-----

Sayyidah mulai membuka tasnya dan mengambil laptopnya. Di taruhnya laptop itu di atas meja kerjanya dengan hati-hati. Kini saatnya Sayyidah memulai kehidupan baru tanpa kamera yang disayanginya. Kini hanya ada laptop dan setumpuk kertas bertuliskan angka-angka yang maksudnya belum bisa dimengerti Sayyidah.

"Ya ampun! baru beberapa hari kerja, sudah banyak yang harus dikerjakan!" keluh Sayyidah.

Sayyidah berulang kali membaca setumpuk kertas-kertas yang berada di hadapannya. Ia mencoba memahami isi kertas-kertas itu.

"Apa yang dimaksud angka-angka ini, ya?" gumam Sayyidah yang sama sekali tidak mengerti.

Tak lama setelah itu, telepon yang berada di meja Sayyidah berbunyi berulang kali. Sayyidah pun menghentikan pekerjaannya lalu mengangkat telepon.

"Assalamu'alaikum. Ini dari siapa?"

"Nanti sore selesaikan semua laporan dan taruh di atas mejaku," kata orang itu tanpa menjawab siapakah dirinya. Lalu orang itu menutup teleponnya.

"Aneh sekali!" pikirnya. "Apa jangan-jangan, orang yang barusan menelponku adalah Pak Reyfan?"

Setelah Sayyidah memikirkan matang-matang, ia pun mencoba mengerjakan tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Walau banyak yang Sayyidah tidak mengerti, tapi mau tidak mau Sayyidah harus mengerjakannya. Tak terasa dua jam berlalu. Tapi masih saja Sayyidah fokus pada laptopnya. Sayyidah hanya mengira-ngira saja apa yang harus ia ketik karena ia sama sekali tidak tahu tentang perekonomian, apalagi dunia bisnis seperti yang ia jalani saat ini.

Beberapa jam telah berlalu lagi. Sayyidah masih pada posisinya di depan laptop. Jam makan siangpun ia lewatkan untuk mengerjakan kertas-kertas yang ada di hadapannya, yang menanti untuk segera diselesaikan.

-----00-----

Matahari yang tadinya terik sekarang menghilang yang perlahan ingin bersembunyi dari keramaian kota. Sinarnya masih bisa dirasakan membiaskan warna orange bercampur jingga. Dan ia juga meninggalkan aroma kehangatannya di aspal-aspal jalanan.

"Sudah sore! Aku harus segera memberikan laporan-laporan ini pada Pak Reyfan," gumam Sayyidah ragu-ragu.

Ia pun segera menata kertas-kertas yang barusan ia print dan segera memasukkan semua kertas-kertas itu dalam map. Kemudian, ia segera mengetuk pintu ruangan Reyfan dengan sangat hati-hati dan pelan karena ia takut akan terkena marah jika Reyfan tahu bahwa ia mengerjakan laporan-laporan tersebut dengan asal-asalan.

"Permisi!" ujar Sayyidah dari ambang pintu sambil terus mengetuk-ngetuk pintu.

"Masuk!" sahut seseorang yang berada dalam ruangan. Siapa lagi kalau bukan Reyfan.

Sayyidah pun memasuki ruangan itu. Ruangan sepi yang di dalamnya hanya ada Reyfan dan dirinya. Ia menghampiri Reyfan sambil memberikan kertas-kertas laporan yang dibawanya. Reyfan pun menerima laporan tersebut lalu segera membacanya.

Suasana menjadi sunyi. Tak ada suarasedikitpun di dalam ruangan itu. Hanya ada suara kertas yang dibolak-balik. Danhal itu membuat Sayyidah semakin gugup. Ia benar-benar takut bahwa laporan yangia kerjakan salah. Dag dig dug. Bunyi suara jantungnya. Reyfan tiba-tibaberhenti membaca laporan yang diberikan Sayyidah. Lalu ia menatap Sayyidahdengan tatapan tajam hingga membuat Sayyidah semakin gugup. 

😘😘😘😘😘😘😘
Vote dan komen untuk penyemangat author ya
30 Januari 2019

Kerlingan Sayyidah AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang