Bab 1 •Sekolah.

6.1K 217 73
                                    

Sebelumnyaa—ini cerita pertama ku. Masih amatiran, banyak kesalahan. Entah itu kesalahan kata, kalimat, tanda baca, atau yang lainnya. Terimakasih sudah memberikan waktu luangnya untuk membaca cerita ini.

happy readingg bestieee, jgn lupa vote dan komen yaaa! <3
———

Seorang gadis sedang berjalan menyusuri tiap-tiap bangunan yang dilaluinya. Sudah 20 menit ia berjalan untuk sampai ke sekolah nya. Yaitu, SMA Triyasa. Bandung, Jawa Barat. Hari ini, hari pertamanya untuk bersekolah di SMA Triyasa. Mungkin akan ada banyak hal yang akan dilewati nya.

Alkana Febiola Alfarieta. Gadis berusia 16 tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sudah ditinggal kedua orang tua nya saat ia berusia 7 Tahun. Hal itu membuat ia harus diasuh oleh wanita paruh baya yang menemukan nya pada kejadian waktu itu.

10 menit kemudian...

Kana sudah sampai di gerbang SMA Triyasa.

"Akhirnya, Sampai juga. Butuh waktu 30 menit aku berjalan agar sampai di Sekolah ini," gumam nya pada diri sendiri.

SMA Triyasa merupakan salah satu SMA Favorite di Bandung. Dengan penampilan bangunan bertingkat 4, dengan jenis lapangan berbeda, berpuluh kamar mandi, dan kantin yang sangat luas, tak lupa, ruang guru dan kepala sekolah yang tak kalah luasnya.

Kana beruntung, dirinya dapat masuk ke SMA tersebut. Itu dikarenakan oleh kepintaran yang dimiliki nya hingga ia mendapatkan Beasiswa untuk masuk ke SMA tersebut.

Kana melangkahkan kaki nya untuk memasuki gerbang SMA tersebut. Tetapi tiba tiba...

Tiiiinnnn

Bunyi klakson mobil yang lantang itu terdengar, Kana buru buru menutup telinganya dengan telapak tangannya.

"HOI CEWEK, KALAU JALAN LIHAT-LIHAT DONG! LO NUNDUK AJA NGAPAIN? NYARI DUIT JATUH DI BAWAH?!" Bentak laki laki yang baru saja keluar dari mobil yang hampir menabrak Kana.

"Ma--maaf," ucap Kana lalu menunduk.

"MAAF-MAAF! UNTUNG LO GAK KETABRAK, KALAU KETABRAK UDAH TAMAT RIWAYAT UANG GUE!" Bentak laki-laki itu lagi lalu masuk kembali ke dalam mobil nya.

Setelah mobil itu melintas didepan Kana, kini Kana bernafas lega, untung saja dia tidak tertabrak tadi.

"Kasar bangat sih tuh cowok!" gumam Kana lalu melanjutkan langkah nya untuk masuk ke sekolahnya.

Baru saja beberapa langkah masuk, sekarang sudah terdengar bisikan bisikan tak enak didengar oleh Kana.

"Dekil banget tuh cewek, gak mandi tiga bulan kalih ya?"

"Lah lah? Ada pemulung masuk sekolah kita?"

"Kok bisa tuh cewek dekil masuk sekolah elite gini?"

"Paling juga dikit lagi tuh cewek jadi bahan bullyan."

"Curiga gue, sabun mandi dia pake sabun cuci piring."

Walaupun bisikan bisikan tersebut tak enak didengar oleh Kana, tetapi Kana berusaha untuk tidak pasuki hati omongan orang disekitarnya tersebut.

Toh, ini kan hidupnya. Kenapa mereka yang ngatur? Memangnya mereka siapa? Tuhan?

"Halo, maaf mau tanya.. Ruang kepala sekolah dimana?" tanya Kana pada segerombolan cewek cewek yang sedang ngegosip di teras kelas.

"Ih kok bisa sih pengemis masuk sekolah ini? Gimana sih nih kepala sekolah?!" bukannya menjawab, salah satu cewek gerombolan tersebut malah nyinyir Kana.

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang