Reynald masih menanti Bella mengecup pipinya. Ia sudah tersenyum penuh arti sambil menunjuk pipinya berkali-kali.
Pipi Bella merona seketika. Reynald sangat gila pikirnya. Bagaimana bisa ucapan terimakasih diganti dengan ciuman di pipi? Bella bahkan tidak sanggup untuk membayangkannya.
Bella menengok kanan dan kirinya. Disana lumayan ramai yang berlalu lalang. Reynald masih menunggu pipinya mendapat kecupan hangat dari Bella, tapi sedetik yang di dapatnya kepala Reynald terhuyung ke belakang. Bella malah mentoyor pelipisnya.
"Gak tau tempat banget lo!" oceh Bella.
Reynald memutar bola matanya jengah. Khayalannya sudah tinggi tadi, ia pikir Bella benar-benar akan menciumnya tapi nyatanya?
"Oh berarti kalo sepi mau dong?" Reynald tersenyum mesum di depan Bella. Bella bergidik ngeri melihatnya.
"Gak ada!! Udah sana gue mau balik!" Bella bergegas pergi dari hadapan Reynald secepatnya.
Jantungnya sudah berdekat tak karuan. Reynald yang memandang kepergian Bella hanya bisa tersenyum sambil mengelus pipi kirinya iba.
"Sabar ya. Lo gak dapet hari ini, tapi bakal dapet besok atau lusa" ujarnya pada pipi kirinya.
Reynald berbalik badan dan berlari kembali ke tempat dimana dirinya harusnya berada.
Sedangkan Bella sendiri sedari tadi tengah memukul kepalanya berkali-kali. Bagaimana bisa ia ingin menuruti permintaan Reynald tadinya? Kan kesannya Bella gampangan banget.
***
Reynald kini tengah berkumpul di basecamp bersama teman-temannya. Sehabisnya tawuran, mereka menyempatkan untuk beristirahat sejenak disana. Lagipula wajah teman-temannya ada beberapa lebam sama sepertinya, dan mereka takut pulang jam enam sore karena takut keperegok orang tuanya.
Reynald sih enak, karena ia tinggal sendiri di Apartemennya. Bahkan Risky, Rino dan juga Raka berencana untuk menginap malam ini di Apartnya.
"Kuy lah nanti malem club" ajak Bagas. Yang lainnya langsung menoleh ke arahnya.
Tumben sekali seorang Bagas anak emak berani untuk mendatangi dunia malam itu. Kalau Reynald, Risky, Raka dan juga Rino sih sudah biasa keluar masuk tempat itu.
"Tumben lo. Gak takut di gebukin emak lo?" tanya Pandu menatap heran Bagas.
Yang lain hanya menunggu jawaban Bagas. Pasalnya, pertanyaan Pandu itu mewakili isi otak mereka semua.
"Kaga. Emak gue lagi pulkam sama bapake. Nene gue sakit dikampung" jawab Bagas. Yang lainnya mengangguk paham.
Pantas saja Bagas berani kesana, gak tahunya rumahnya tengah kosong malam ini.
"Traktir lah! Pajak jadian sama Anggun" celetuk Risky yang langsung mendapatkan anggukan dari yang lainnya.
Kalau sudah ada kata teraktiran, mereka tuh langsung semangat. Bukan karena mereka tidak punya uang, hanya saja kalau di teraktir itu rasanya jauh lebih nikmat. Nikmat di dompet maksudnya.
"Iya tenang-tenang" balas Bagas.
Yang lain langsung bersorak gembira mengetahui malam ini mereka akan pesta dadakan di club.
Bagas itu termasuk anak orang kaya, hanya saja dirinya yang merupakan putra tunggal menjadikan orang tuanya sangat posesif dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...