Bel istirahat berbunyi nyaring dipenjuru koridor. Bella dan kedua temannya langsung ingin cabut dari kelas sekarang juga. Perutnya sudah meronta ingin segera meminta asupan, sekarang juga. Tetapi seperti biasa, sebelum ke kantin mereka menyempatkan untuk singgah sejenak di depan cermin toilet cewek.
Bella sudah pamit duluan untuk mengembalikan jas lab Reynald, seharusnya ia mengembalikannya setelah selesai praktek. Berhubung kelas Reynald tadi ada guru yang mengajar, akhirnya baru bisa sekarang ia kembalikan. Bukannya Risa dan Sasa tidak ingin menemani Bella, hanya saja sudah tiga kali mereka bolak-balik mengecek kelas Reynald--permintaan Sasa dan Risa-- yang ternyata masih ada guru didalamnya. Dan sekarang mereka menyerah, mending lihat Reynaldnya di kantin saja walaupun jauh tapikan tetap saja dapat menikmati pemandangan indah.
Bella telah sampai didepan ruang kelas Reynald. Rino orang yang pertama dilihat Bella keluar dari kelas.
"Temen lo si Reynald mana?" tanya Bella langsung saat Rino juga melihatnya.
"Aduh sampe repot-repot jemput abang kesini ya si eneng. Emang gak bisa sabar aja tunggu di kantin? Kan nanti tetep ketemu" ujar Rino dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
"Gue nanya mana temen lo si Reynald? Bukan nanyain lo botak"
Terdengar gelak tawa dari belakang Rino, ternyata Reynald, Risky dan Raka yang baru saja keluar kelas mendengar ejekkan Bella yang mengatai Rino botak.
"Bella kalo ngomong jujur banget haha. Dia botak karna mau ikut audisi jadi biksu" timpal Risky yang mendapat toyoran dikapalanya dari Rino.
"Sembarangan! Ganteng gini masa ikut audisi begituan? Lagian gue botak juga gegara rajia rambut! Cem lo pada gak botak aja" sahut Rino.
"Sesama botak gak usah saling menghina lo pada" jawaban telak dari Reynald membuat ketiga temannya saling melempar tatapan sinisnya.
"Nih jas lab lo. Lama banget sih lo keluarnya, lumutan gue nunggu dari tadi" Reynald mengambil jas lab yang disodorkan Bella padanya.
"Cie, yang nungguin gue" goda Reynald.
"Apaan sih lo. Gak mempan sama gue. Btw, makasih" Bella berbalik, berjalan menjauh dari keempat cowok itu.
Reynald yang melihatnya langsung pergi gitu saja, langsung memberi Rino jas labnya. Rino paham, kalau Reynald memberi jas labnya untuk disimpan lagi dilokernya.
Ketiga teman Reynald sangat mengerti, kalau Reynald tengah memperjuangkan cem-cemannya.
Reynald mengejar Bella yang sudah lumayan jauh didepannya. Sesampainya ia disamping Bella, Reynald langsung melingkarkan tangannya ke pundak Bella sampai cewek itu terkejut dibuatnya.
"Mau kemana lo? Yang tadi itu gak gratis" ujarnya santai.
Bella menghentakan tangan Reynald dari pundaknya "Kan, emang feeling cewek tuh gak pernah salah ya. Pantes aja lo tiba-tiba baik gitu sama gue, gak taunya ada maunya si aki-aki"
"Jakarta, kencing aja bayar. Parkir yang ada bacaan gratis aja tetep dipalak buat bayar. Udah gak ada yang gratis di sini mbak" jelas Reynald dengan nada santai.
"Terus mau lo apa?"
"Teraktir gue sepuasnya dikantin" Bella langsung membulatkan matanya sempurna.
"Yuk, buru. Laper nih gue" lanjut Reynald.
"Heh. Titisan mimi peri! Dengan enaknya lo bilang traktir sepuasnya? Kagak! Gue gak setuju!"
"Yaudah gue kasih keringanan, bayarin gue makan. Paling abis dua puluhan" ujarnya santai. Saking santainya Bella ingin menendang cowok itu agar menghilang dari sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...