"Ih, ngapain sih dorong-dorong" ujar Bella kesal, saat tubuhnya didorong buru-buru untuk masuk kedalam lift yang sedang kosong.
"Mau kelantai atas lah bego. Mau ngapain lagi emang?" Reynald langsung merangkul Bella saat pintu lift sudah tertutup.
"Tapi gak usah dorong-dorong juga. Takut banget ketinggalan lift" Bella melepaskan rangkulan Reynald dipundaknya, tapi Reynald lagi-lagi merangkul Bella. Kali ini rangkulannya sangat mesra di pinggangnya.
"Bukan takut ketinggalan lift, tapi takut lift nya nanti rame. Kan kaya gini enak, cuma ada kita berdua disini" bisik Reynald. Bella jadi merinding mendengarnya.
"Apaan sih!" Bella langsung menghempaskan tangan Reynald dipinggangnya.
Reynald sengaja mendorong tubuh Bella agar cepat masuk lift. Kalau kelamaan lagi, pasti liftnya akan diisi juga oleh orang lain. Kan, Reynald niatnya sekalian mau modusin Bella.
"Diem-diem apa tangannya" ujar Reynald kesal, Bella sedari tadi menghempaskan tangannya terus yang lagi enaknya ngerangkul pinggangnya. Tapi lagi-lagi Reynald merangkulnya, walaupun Bella menolaknya berkali-kali.
"Lo gak pengen macem-macem kan Rey?" Bella risih tapi suka. Eh, gimana sih? Ya pokoknya Bella risih dirangkul kaya gitu pinggangnya sama Reynald. Tapi Bella juga suka, kan kesannya Bella milik Reynald. Ya, walaupun belum tapi Bella masih terus menyimpan harapan padanya.
"Ya gak lah. Gak napsu gue sama badan lo yang kek triplek gitu"
Whaaaat?!! Bella memilih diam saja dari pada menjawab hinaan Reynald.
Tak lama mereka sampai dilantai tiga, tempat dimana fashion segala macamnya berada.
Reynald menarik tangan Bella, memasuki toko tas brand. Bella hanya mengikuti setiap kali Reynald menariknya.
"Pilih tuh" perintah Reynlad.
Bella yang salah mengerti ucapan Reynald, memandang tak percaya kearahnya.
"Maksud gue pilihin buat bunda gue, bukan buat lo" ujar Reynald yang seakan mengerti tatapan Bella.
"Kirain lo mau beliin gue" Bella mendelik kesal. Ia berjalan sambil matanya menjelajah keseluruh ruangan.
Reynald menaikkan alisnya sebelah. Ia menghampiri Bella yang sedang melihat-lihat tas.
"Mau gue beliin? Tapi dengan syarat, lo harus jadi cewek gue" ujar Reynald dengan senyum genit diwajahnya.
Bella langsung menjauhkan tubuhnya, lalu mentoyor kepala Reynald gemas.
Mana ada nembak, nyogok pake tas?
"Lo gak laku ya mas? Bisa-bisanya nyogok cewek pake tas?!" ujar Bella sewot.
"Tampan, rupawan gini lo bilang gak laku? Mata lo kemana? Justru banyak yang ngantri buat jadi pacar gue" ujar Reynald sambil mengaca yang kebetulan ada kaca panjang disampingnya, lalu tangannya menyisir rambutnya kebelakang dengan gaya sombongnya.
"Paling modelannya kaya mimi peri. Belagu!" Bella berdecih kesal, lalu ia mengambil tas yang lainnya sebagai pembanding tas ditangannya itu.
"Yang ngantri sama gue itu mirip-mirip sama Dasha Taran" bangga Reynald.
"Dasha Taran? Helo dia aja mana mau ngantri, apa lagi beneran diangkat jadi pacar?" ejek Bella. Ia tersenyum geleng-geleng kepala.
Reynald yang mendengarnya, langsung berjalan kearah Bella yang tengah melihat detail salah satu tas berwarna navy di seberangnya
Sesampainya Reynald dibelakang Bella, ia langsung menarik perut Bella dan merapatkan tubuhnya. Lalu Reynald kembali berbisik tepat ditelinga Bella,
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...