"Kalau aku mau cium, boleh gak?" Reynald menatap Bella intens, dirinya ingin sekali langsung menyambar bibir ranum didepannya ini tapi harus izin dulu dengan pemiliknya bukan? Sedangkan Bella terkejut mendengarnya. Wajahnya memanas seketika. Jantungnya sudah berdegup tak karuan.
"Diam berarti iya apa engga?" lanjutnya.
Reynald yang gemas karena sedari tadi tak digubris oleh Bella, lantas langsung mempertipis jarak keduanya. Bella semakin gugup saat aroma tubuh Reynald sangat terasa di indera penciumannya. Memabukkan.
Reynald membelai pipi Bella yang lembut. Menyadari kalau wajah Bella sudah memerah seperti tomat. Bella menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan rasa gugupnya.
"Ko jadi mesum gini?" ujarnya. Tangan Bella sudah Reynald simpan diatas pundaknya. Bella hanya menurut.
"Abis wangi kamu menggoda banget" balas Reynald dengan mengusap bibir bawah Bella.
"Apa hubungannya wangi badan sama cium?" alis Bella mengerut bingung. Kenapa bahasa Reynald sulit dipahami?
"Ada. Kamunya wangi, bibirnya yang menggoda" Reynald mengucapnya dengan serius. Suaranya sudah serak dan dalam. Bella jadi salah tingkah dibuatnya.
"Mana ada nyambungnya sih sayangku" Bella mencubit pipi Reynald sebagai penghilang rasa gugupnya. Ia belum terbiasa akan perlakuan Reynald yang mendadak seperti ini.
"Kenapa? Gak mau emangnya?" tanya Reynald dengan wajah pura-pura memelas. Itu hanya taktik untuk membuat Bella luluh.
"Bukan gitu" Bella sudah takut duluan kalau sampai Reynaldnya marah hanya karena kesalah pahaman diantaranya. Ia ingin, hanya saja ia malu apa lagi statusnya yang baru berpacaran apa pantas?
"Berarti mau tapi malu ya" Reynald tersenyum senang dalam hatinya. Ia sudah yakin seratus persen, kalau Bella tidak akan mampu menolak pesonanya.
"Rey! Ih nyebelin banget sih jadi orang" Reynald terkekeh. Ternyata pacarnya ini lucu sekali. Malu-malu mau, apa ia sebelumnya tidak pernah berciuman dengan cowok lain?
Memikirkan hal itu, membuat hatinya menghangat. Ia suka saat dirinya orang pertama yang mendarat dibibir ranum gadisnya itu. Reynald langsung menundukan kepalanya, ia menarik dagu Bella dan membawanya agar berdekatan dengannya.
Saat dirasa napas Reynald mulai menyapu permukaan kulit wajahnya, Bella memejamkan matanya menikmati aroma mint yang menguar dari napas Reynald. Hembusan napasnya dirasa semakin dekat dan pangkal hidung mereka kini bersentuhan. Tinggal sedikit lagi bibir mereka bersentuhan.
"Hape kamu bunyi" ujar Bella disela-sela bibirnya sudah menempel pada bibir Reynald.
Reynald sangat frustasi karena diganggu disaat-saat seperti ini. Ia bersumpah akan menghajar orang yang mengganggunya jika tidak penting.
Reynald mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Melihat nama Risky yang tertera disana. Tangannya semakin gatal untuk membuat wajahnya lebam.
"Paan?" tanyanya tanpa basa-basi. Ia ingin melanjutkan kegiatannya yang hampir berhasil tadi.
"Lo dimana?" Reynald menghela napas kasar. Tangannya memijat keningnya sendiri. Bodoh sekali temannya itu, Reynald kan sudah bilang kalau ia ingin maksiat sebentar, kenapa malah diganggu seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...