14

362K 15.3K 682
                                    

Pukul 08.30

Bella masih bergelut dengan selimutnya. Efek semalam begadang nonton oppa kesayangannya. Kalau sudah nonton tuh, pasti ada aja khilafnya seperti semalam.

Bella janji pada dirinya sendiri setelah episode ini selesai ia akan tidur, mengingat jam juga sudah menunjuk angka dua dini hari. Tetapi setelah episode selesai, tamatnya itu membuat ia penasaran. Jadi lagi-lagi niat ingin tidurnya gagal, karrna ia menonton satu episode lanjutannya lagi. Begitu terus sampai suara adzan subuh terdengar di kamarnya, barulah ia tidur.

Untung saja mama dan papa nya sedang dinas diluar negeri dan kemungkinan dua hari lagi akan pulang, itupun kalau tidak diundur. Bella merasa bebas karena biasanya mamanya itu paling gak suka, kalau Bella bangun sampai siang bolong. Mamanya itu pasti akan menyuruh Bella membersihkan rumah, atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Kata mamanya, anak gadis gak boleh malas. Begitulah cara Hana -Mama Bella- untuk membiasakan putrinya dengan pekerjaan rumah, kelak dewasa nanti sudah terbiasa.

Fahri masuk kedalam kamar Bella tanpa mengetuk pintu. Ia tahu kalau adiknya pasti masih tidur dihari libur begini. Fahri masuk dan menyalakan lampu ruangan kamar Bella, membuat Bella menutup selimut sampai kepalanya.

"Dek bangun!" Fahri duduk ditepi ranjang.

"Adek bangun. Gue pengen pamit nih" Bella menyibak selimutnya, memperlihatkan wajahnya yang sembab karena kantuk.

"Gue, ke Bandung ya. Mau liburan. Udah bilang juga ke bonyok. Lo jaga diri bae-bae selama gak ada gue" Fahri mengelus rambut Bella dengan lembut.

"Tumben. Gak ngampus emang?" tanya Bella dengan suara serak khas baru bangun.

"Libur kali gue. Hari tenang seminggu, sebelum uts" jelasnya berbangga diri.

"Enak amat liburan di Bandung" wajah Bella sudah cemberut. Karena ia merasa tidak adil. Abangnya libur seminggu, dan berlibur ke Bandung. Sedangkan Bella? Jangankan berlibur, libur sekolah saja tidak.

"Haha iya dong. Selama gue pergi lo diantar sama suaminya bibi, gue udah bilang juga ke bibi. Jangan suka ngayap, Jangan pulang malem, jangan bawa cowok kerumah, jangan bolos sekolah karna males bangun, jangan lupa buat makan, jangan.."

"Bacot. Pergi seminggu aja udah kaya mau minggat selamanya aja! Udah sana pergi, gak usah balik lagi kalo perlu" ujar Bella. Tangannya mendorong tubuh Fahri yang duduk ditepi ranjangnya.

Bella kembali menutup kepalanya dengan selimut. Fahri tau betul kalau Bella sedang ngambek, karena ditinggal sendirian.

"Jangan ngambek dong. Janji deh gue bawain oleh-oleh pas balik nanti" Fahri mencoba menarik selimut yang menutup kepala Bella, namun Bella menariknya agar tetap diposisi semula. Sehingga terjadi tarik-menarik.

"Ih nyebelin. Pergi aja sana lo. Mama papa pergi, lo juga pergi. Gitu aja terus sampe gue nanti beneran kek sebatang kara" ujar Bella kesal. Sudah kesal dibangunkan, saat dirinya baru saja tidur. Sekarang dibuat kesal lagi, dengan kelakuan abangnya yang menarik selimutnya terus-menerus.

"Astaga. Lo kan udah gede, masa ditinggal beberapa hari aja lebay banget. Lagian bonyok balik dua hari lagi" sumpah ya, Bella tidak peduli sama sekali mau Fahri pergi atau apapun. Ia hanya butuh tidur saat ini. Tapi abangnya itu, malah memperlambat dirinya untuk cepat-cepat pergi dari kamarnya ini.

"Yaudah sana ah, gue mau tidur lagi" usir Bella.

"Buka dulu selimutnya" lagi, Fahri mencoba menarik selimut Bella.

"Gak mau. Udah sana!" Bella rasanya ingin menendang Fahri agar cepat-cepat keluar dari kamarnya sekarang juga.

Fahri menghela napas kasar mendengarnya. Kemudian mencium puncak kepala Bella yang terhalang selimutnya, lalu pamit.

Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang