16

335K 16.5K 994
                                    

Bella sangat menyukai sifat Karin yang hangat padanya. Saat ini mereka tengah berbincang layaknya sudah kenal lama. Bella merasa nyaman saat berbincang dengan Karin, seperti tengah berbincang dengan mamanya sendiri. Andai mamanya tak sesibuk sekarang, sudah pasti rasanya akan sama seperti saat ini.

"Jadi Rey, kakak kelas kamu ya di sekolah?" tanya Karin penasaran. Dalam hatinya selalu saja membangga-banggakan Reynald putranya, yang memiliki pacar secantik dan sesopan Bella.

"Iya bun" jawab Bella malu-malu.

Reynald tengah bermain dengan Raffa, karena sedari tadi adiknya merengek ingin bermain bersamanya. Padahal Reynald penasaran akan topik yang dibicarakan Bella dengan bundanya. Kalau saja tidak ada Bella, Reynald pastikan Raffa akan menangis karena ulahnya yang sering sekali mengerjainya. Di depan pacar harus lembut sama adiknya dong, biar kesannya Reynald itu penyayang. Eh, calon pacar maksudnya.

"Bunda jadi inget jaman-jaman sma dulu. Bunda juga sama ayahnya Rey dulunya senior-junior" cerita Karin. Pandangannya lurus ke depan, seperti tengah kembali mengingat masa-masa sekolahnya.

"Oh ya?" Bella mulai tertarik akan topiknya saat ini. Entahlah menurutnya cerita cinta orang tua jaman dulu serasa lebih gimana-gitu.

"Dulu tuh bunda punya geng gitu terus sering ribut sama ayahnya Rey. Padahal dulu ayah Rey itu kelas dua belas, bunda kelas sepuluh. Tapi bunda gak ada takut-takutnya tuh sama kakak kelas" Karin dan Bella terkekeh bersama.

"Mungkin karna keseringan ribut gitu jadi gak sadar sebenarnya dulu tuh saling memperhatikan satu sama lain. Emang benar ya kata orang tuh, jangan terlalu benci sama orang nanti jadi cinta. Bunda jadi ngerasain sendiri sekarang" lanjutnya.

Bella mendengarnya dengan seksama. Seperti sedang menonton reka ulang adegan Karin diotak Bella, ia sampai membayangkan dirinya dan Reynald yang sama persis dengan cerita Karin.

Setelah lama mendengarkan kisah cinta Karin, lalu Karin sendiri menanyakan perihal hubungannya dengan Reynald.

"Kamu sendiri gimana sama Rey? Dia gak jailin kamu kan?" tanya Karin dengan senyum ke ibuannya.

"Apaan bun, tiap hari aku dijailin sama dia" adu Bella. Wajahnya terlihat kesal dimata Karin. Wajarlah, orang Bella jadi mengingat semua kelakuan Reynald padanya.

"Hahaha, maklum ya dia anaknya emang usil dari kecil. Waktu itu bunda pernah dikunciin diwc gara-gara pernah ngelarang dia main terus"

Hah? Gila tuh anak.

"Terus bunda gimana abis itu?" Bella semakin tertarik dengan cerita Karin.

"Iya gak lama pintunya dibukain sama bibi. Bunda sampe pusing banget ngadepin anak ajaib kaya dia. Masih kecil tapi otaknya udah licik gitu. Tapi selsai main dia langsung minta maaf sama bunda, sampe bundanya dibikinin makanan" Karin tertawa mengingatnya. Waktu itu Reynald membuat telur dadar mata sapi untuknya, karena tidak tahu dan tidak pernah melihat caranya memasak jadinya Reynald membuatkan telur mata sapi ala-ala darinya.

Telur itu gosong, dan lagi sepertinya Reynald memasukkan gula pasir di telurnya. Masa, rasanya manis bukan asin. Pokoknya gak bener banget deh waktu itu, yang ada dapur Karin malah berantakan. Saat Karin bertanya padanya, Reynald hanya menjawab 'Aku gak main di dapur. Lagian anak cowok mana boleh, itukan tempatnya cewek' begitulah kira-kira yang Karin ingat sampai sekarang.

"Ya ampun tuh anak emang dari kecil udah begitu ya bun, pantes gedenya begini juga" Bella sudah tertawa mendengar cerita Karin sewaktu Reynald masih kecil.

Karin mengangguk dengan senyum yang masih terpatri di bibirnya, kemudian berujar "Dia itu sebenarnya anak yang baik, penurut juga. Tapi berhubung dulu anak bunda cuma Reynald, jadi dia suka ngerasa kesepian gitu. Makanya dia main terus kerjaannya sama si Raka segala"

Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang