Besok Reynald sudah akan pergi berlibur ke Bali. Bella yang merasa kesal karena ditinggal beberapa hari, terus merecoki Reynald yang tengah packing.
"Astaga Bella!! Itu kolor gue semua! Taro gak?!" ujar Reynald geram saat melihat Bella yang memegang benda kramat miliknya.
"Masa kolornya ditaro di dompet gede transparan gini?" kata Bella sambil membolak-balik dompet besar yang transparan berwarna hitam.
"Iya biar rapi. Taro gak?!" titah Reynald. Bella manggut-manggut mengerti, tangannya masih mengecek dompet besar itu.
"Liat ah" goda Bella. Sekali-kali Bella yang meledek Reynald tak apa kan?
"Bella, lo buka gue perkosa nih!" ancam Reynald, membuat Bella semakin tertantang.
"Uuu, gak takut tuh" Bella langsung berlari keluar kamar Reynald membawa kabur benda kramat miliknya.
Reynald ikut mengejarnya, takut jika ceweknya berbuat hal yang gila. Kan malu kalau sampe benda kramat itu dilihat Bella. Mau taruh dimana mukanya nanti.
"Bella!" panggil Reynald. Bella semakin berlari kencang kearah dapur. Mereka berlari mengelilingi meja makan. Bella suka sekali mengambil perhatian Reynald agar terus tertuju padanya. Ia tak suka kalau Reynald fokus dengan dunianya sendiri.
"Rey, gak bisa diundur apa perginya? Seengganya sampe bang Fahri pulang gitu?" ujar Bella membuat Reynald berhenti mengejarnya.
Reynald tahu betul kalau gadisnya ini kesepian jika ia tinggal. Karena akhir-akhir ini ada Reynald yang selalu menemaninya, makanya Bella seperti bergantung padanya.
"Gak bisa sayang. Tiket pesawatnya udah dipesen sama si Aldo. Kamu nanti sama si Risa, Sasa aja" Reynald menarik bangku diujung meja makan, lalu mendudukinya.
Bella diam dengan ekspresi sedihnya, membuat Reynald jadi tak tega meninggalkan Bella. Apa lagi Reynald tahu keluarganya Bella yang tak pernah ada dirumah, membuat Bella selalu merasa kesepian.
"Gak usah gitu mukanya! Aku kan cuma pergi beberapa hari doang. Janji deh aku bakal telpon kamu sehari tiga kali" Reynald berjalan mendekat kearah Bella yang masih berdiri di tempatnya. Bella membuang napas kasar, lalu menaruh benda kramat yang Reynald kejar sedari tadi di atas meja makan. Bella duduk dibangku meja makan, Reynald langsung berjongkok dihadapannya.
"Hey, manja banget sih sekarang? Masa cuma karna ditinggal ke Bali aja udah kaya aku mau pergi tempur berbulan-bulan" ujar Reynald mengelus pipi Bella.
"Kalo gak ada kamu, aku bingung mau ngapain. Biasanya kan tiap hari sama kamu terus" hati Reynald jadi sakit mendengar ucapan Bella yang terdengar sangat menyedihkan. Kentara sekali hidup Bella yang sepi selama ini.
"Alay banget sih?! Selama ini juga kan sama si Sasa, Risa terus kenapa sekarang kaya gini?" sebisa mungkin Reynald akan membujuk Bella agar tetap ceria seperti sedia kala.
"Beda tau main sama kamu sama Sasa, Risa" Bella mengalihkan pandangannya ke ruang tv. Ia tidak ingin menatap mata tajam Reynald dibawahnya
"Bedanya?" alis Reynald mengerut bingung.
"Ya beda aja" Reynald tahu maksud dari ucapannya itu. Wajah Bella yang murung menggambarkan perasaannya saat ini.
"Kamu gak boleh kaya gini Bell, gak boleh terlalu bergantung sama aku. Kalo ada apa-apa, terus aku gak ada buat kamu gimana? Bagaimanapun juga peran sahabat juga paling penting. Sasa, Risa kan sahabat kamu dari smp takutnya pas kamu jarang main sama mereka, mereka malah mikir kamu semenjak sama aku jadi lupa sama mereka. Mau hubungan kalian jadi ada jarak?" Bella menggeleng lemah. Reynald tersenyum sambil menggenggam tangan Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...