Sudah tiga hari Bella bolak-balik rumah sakit dan rumahnya, hanya untuk mengetahui perkembangan Reynald. Namun yang didapat hasilnya sama saja.
Karin selalu memintanya untuk masuk kedalam ruangan Reynald dengan alasan agar Bella bisa merasa sedikit lebih tenang, tapi Bella menolaknya. Ia tidak sanggup untuk melihat Reynald dari dekat. Dari jauh saja hatinya sakit, apa lagi dari dekat.
Bella pagi ini sudah diantar Fahri ke rumah sakit. Fahri juga ikut masuk, ia kaget saat mendengar Reynald kecelakaan dan koma saat ini. Makanya ia memutuskan untuk sekalian menjenguknya.
"Mau sampai kapan kamu gak liat Reynald?" ujar Karin mengusap telapak tangan Bella.
Karin tahu, Bella tidak sanggup melangkahkan kakinya kedalam ruangan Reynald. Tapi mau sampai kapan Bella hanya berdiri seharian melihat Reynald dari kaca pintu ruangannya. Karin yang melihatnya saja merasa sangat miris.
Semenjak ia mengetahui kabar orang tuanya yang telah pisah, ditambah Reynald yang tengah terbaring lemah didalam sana, Bella lebih cenderung banyak diam nya dan sering melamun. Biasanya ia sangat cerewet, hal tersebut membuat orang terdekatnya merasa prihatin dengannya.
Kemarin Sasa dan Risa datang mengunjunginya, ia sudah tau akan kabar orang tuanya yang pisah dari Fahri. Fahri meminta Sasa dan Risa untuk menemani Bella karena Fahri pergi kerja. Makanya temannya datang ke rumah untuk memberikan semangat dan dukungan juga untuk menemani Bella.
Sasa dan Risa merasa sangat sedih melihat Bella yang seperti mayat hidup, tidak ada tanda-tanda kehidupan diwajahnya. Hanya wajah datar dan murungnya yang terlihat akhir-akhir ini.
Bella tidak ingin sebenarnya teman-temannya tahu akan masalah keluarganya, tapi Fahri sudah lebih dulu memberi tahu Sasa dan Risa.
"Dek, mending lo masuk deh" saran Fahri dan diangguki oleh Karin.
Bella tetap diam dan masih memandang Reynald dari luar pintu. Fahri sedih melihat adiknya yang seperti ini.
"Kalo Reynald tau lo tungguin dia diluar terus, lo mau Reynald marah sama lo?" bujuk Fahri.
"Dia gak bakal bisa marah" ujar Bella pelan. Dengan pandangan kosong ke dalam ruang rawat Reynald.
"Seenggaknya lo masuk dulu, lo kasih dia kekuatan disana biar bisa berjuang cepet pulih dan bisa kumpul lagi sama kita"
"Gue takut bang"
"Gak papa sayang, kamu masuk gih. Reynald pasti kangen denger suara kamu" Karin ikut membujuk Bella.
Bella masih enggan untuk masuk kedalam ruangan Reynald. Karin dan Fahri terus saja memaksanya dengan alasan Reynald. Apapun akan Bella lakukan, asalkan Reynald kembali lagi di sisinya. Dengan segala bayangan akan wajah Reynald yang tersenyum, marah, mesumnya berputar diotak Bella, ia memutuskan untuk masuk dan melihat Reynald dari dekat.
Bella menarik napasnya dalam-dalam, lalu tangannya meraih gagang pintu itu. Ia terus melakukannya sampai pintunya terbuka, dan ia dapat melihat Reynald lebih jelas lagi dari tempatnya berdiri.
Bella menengok ke arah Fahri, lalu Fahri mengangguk yakin. Ia juga melakukan hal yang sama pada Karin. Dengan keberanian yang hanya setengah, Bella berjalan pelan memasuki ruangan tersebut.
Langkahnya semakin dekat dengan Reynald. Tubuhnya terasa sangat lemas saat matanya dengan jelas melihat wajah Reynald dengan jarak yang cukup dekat ini.
"Hey, aku datang" ujarnya bergetar manahan tangisnya.
Ia menengadah kepalanya keatas dengan mata yang dikedipkan berkali-kali, mencegah air matanya yang ingin turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...