37

207K 9K 418
                                    

Pukul 20.50 malam

Sebagian murid sudah berkumpul didekat api unggun. Api belum dinyalakan, karena belum memasuki waktunya. Bella duduk bersama Sasa dan Risa. Mereka tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Bella dari awal, kenapa ia bisa sampai dihukum bu Riri selaku guru agama.

"Kan nyebelin punya temen kaya kalian! Gue tadi kesusahan kalian malah ketawain" ujar Bella sewot.

"Anjir gak nyangka gue, si Reynald nekat banget hahahaha" balas Sasa sambil menghapus air mata yang keluar dari sudut matanya karena tertawa geli.

"Gila sih cowok lo emang gak ada takutnya ya apa lagi dia kan guru agama. Gak takut di rukiyah apa ya?" timpal Risa.

"Gak ngerti juga gue, dia takutnya sama apaan. Guru bk sama agama kek nya udah ce'es banget sama dia" ujar Bella sambil menguncir rambutnya.

Bella menangkap sosok Reynald yang tengah menyiapkan speaker di seberang sana. Ia jadi murung saat mengingat Reynald yang marah padanya. Hidupnya jadi hampa karena tidak ada Reynad yang mengerjainya.

Bella pamit sebentar pada Sasa dan Risa karena ingin menghampiri Reynald, saat sudah ditengah jalan Bella menoleh saat namanya terpanggil dari belakang. Bagas berlari pelan menghampirinya.

"Buat lo. Makasih buat yang tadi siang, kalo lo gak cepet nemu obatnya pasti gue lewat" Bella memukul pelan lengan Bagas.

"Lo kalo ngomong jadi kek Lita. Ngomong yang bener apa, jangan yang halu mulu" Bagas terkekeh mendengarnya, begitupun dengan Bella.

"Lo keren tadi bisa ngebales omongannya nenek lampir" Bella lagi-lagi terkekeh.

"Gimana asma lo? Udah sembuh?" tanya Bella perhatian.

"Sembuh sih susah. Tapi udah gak kambuh kaya tadi, mungkin karna dideket lo gugup jadinya asma gue kambuh deh" canda Bagas. Bella terkekeh lalu menerima teh hangat dari cup kertas yang diberikan Bagas padanya.

Bella pamit karena ingin menghampiri Reynald, Bagas mengangguk dan lagi-lagi mengucapkan terimakasihnya. Walaupun Bagas memang memiliki perasaan pada Bella, tapi ia cukup tahu diri kalau Bella sudah memiliki pacar.

"Rey!" panggil Bella. Reynald menoleh dan pergi dari perkumpulan teman-temannya.

"Ih, ko malah pergi sih?!" kesal Bella. Ia tetap mengekori Reynald yang ternyata mengambil teh juga dimeja yang telah disediakan disana.

"Kamu masih marah? Maaf yang" ujar Bella saat ia sudah berdiri disamping Reynald. Reynald masih sibuk meminum teh hangatnya tanpa melirik Bella sedikitpun.

"Rey! Ya ampun orang ngomong dikacangin. Dosa tau!" Bella memukul pelan lengan Reynald, sampai ia menoleh.

Bella memberikan senyum terbaiknya saat Reynald melihatnya dengan wajah datarnya.

"Lo gila?!" senyum Bella jadi tergantikan dengan wajah cemberutnya.

"Resek! Lagian marahnya lama banget, kan aku udah cerita sama kamu. Terus yang aku bilang kamu lebay, aku minta maaf"

"Emang gue maafin?"

"Iyalah"

"Pede banget!" Reynald mendorong pelan wajah Bella, lalu pergi meninggalkan Bella lagi. Bella menghela napas kasar, lalu kembali mengejar Reynaldnya.

"Gak boleh tau marah lama-lama nanti cepet tua" ujar Bella yang mengekori Reynald dibelakangnya.

Reynald duduk di tanah yang menghadap ke api unggun yang sudah dibakar. Bella juga ikut duduk disampingnya, dengan memegang pundak Reynald karena kakinya masih sakit.

Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang