Malam telah tiba. Reynald dan ketiga temannya sudah kembali ke tenda bertepatan dengan kegiatan telah selesai. Reynald melangkahkan kakinya ke tenda gadisnya, ia ingin memeriksa keadaannya.
Saat telah sampai di tenda Bella, ia lantas memanggil namanya dan tak lama nama yang dipanggilpun keluar dari dalam tendanya.
"Kamu gak kenapa-napa kan?" tanya Reynald memastikan dari atas sampai bawah gadisnya.
"Gak papa, emang aku kenapa?" tanya Bella balik.
"Syukurlah. Aku takut kamu ilang atau jatuh terus luka" ujar Reynald lega.
Andai saja Reynald tau tadi Lita mencelakainya, pasti Reynald sudah mencak-mencak ingin menghajar Lita saat ini juga.
Tadi saat kegiatan mencari bendera, Bella tersandung kakinya Lita. Itu juga Lita sengaja melakukannya, buktinya ia malah meledeknya dengan ucapan maafnya yang tidak berfaedah itu. Makanya tadi Bella sempat bertengkar dengan Lita dan di lerai sama yang lainnya.
Akibat tersandung tadi, kaki Bella memar di tulang keringnya karena tadi Bella terjatuh dan menubruk batang pohon yang sudah tumbang didepannya.
"Hey! Jangan bengong nanti kesurupan!" ingat Reynald. Ia tidak mau sampai gadinya dimasuki oleh setan-setan temannya Leo.
Bella yang tadinya bengong, jadi mengerjap dan tersenyum kikuk didepannya. Reynald jadi merasa ada yang aneh dengan gadisnya.
"Kenapa? Ada yang kamu sembunyiin?" Reynald sudah menatap Bella intens.
"Gak ada kok" bukannya Bella tidak ingin cerita padanya, hanya saja ia tidak ingin Reynald berurusan dengan Lita. Bahkan Bella sudah berjanji dalam hatinya, kalau ia akan menjauhkan Reynald dari jangkauan Lita. Cewek jahat yang berotak gila.
"Gimana tadi? Lancar-lancar aja?" tanya Reynald membawa Bella untuk duduk didekat batang pohon yang tumbang, sengaja dijadikan tempat duduk.
"Lancar dong. Kamu sendiri, dapet apa dari jalan-jalannya?" Bella menahan rasa ngilu dikaki kirinya karena reflek ia selonjorkan saat duduk.
"Ada air terjun dibawah sana. Bagus tempatnya buat ena-ena" Bella lantas memukul paha Reynald kesal. Apa-apaan isi otaknya itu. Ditempat seperti ini apa tidak bisa pikirannya itu dibuang dulu?
"Maksudnya ena-ena itu buat kita refresing, foto-foto, mandi air terjun. Gitu aja udah nethink, dasar cewek!" Bella menyipitkan matanya kesal. Bisa saja alasannya itu.
"Aku tau isi otak kaya kamu itu. Jangan ngeles deh!" Reynald terkekeh. Ternyata Bella semakin pintar membaca sifatnya.
"Pinter ya sekarang, jadi susah buat gue bego-begoin lagi" Bella memukul paha Reynald lagi. Bisa-bisanya ia berpikiran seperti itu.
"Lo tuh bego!"
"Ngomong deketan sini!" tantang Reynald. Gadisnya sudah berani rupanya, berani terang-terangan mengatainya bego.
Bella mencondongkan tubuhnya kearah Reynald. Ia berbisik ditelinga Reynald "Reynald bego, tol-" ucapannya terhenti karena Reynald sudah lebih dulu membungkam bibir Bella dengan bibirnya.
Bella melebarkan matanya kaget. Ia sudah mendorong tubuh Reynald untuk melepaskan bibirnya, tapi Reynald malah mempertipis jarak duduk mereka.
"Reynald apa yang kalian lakukan?!!" pekik guru perempuan dengan jaket tebal menutupi tubuh tebalnya.
Anjir! Khilaf gue oke juga ternyata. Langsung di gep sama guru! Grutu Reynald dalam hati.
Bella menggeser duduknya agar ada jarak diantara keduanya, namun Reynald malah mempertipis jaraknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)
Teen Fiction*Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote juga! * Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals di...