30

318K 12.8K 496
                                    

Hari ini Reynald beserta teman-temannya tengah berada dalam perjalanan menuju Bandara. Ya, mereka akan pulang ke Jakarta. Sudah empat hari mereka menghabiskan waktu liburan di Bali, dan saat nya mereka menyiapkan diri untuk acara camping dua hari lagi.

"Nanti selsai ulangan kita liburan lagi kuy" ajak Angga dengan antusiasnya.

"Ayo aja sih gue mah. Makanya kita adain aja bendahara yang suka nagih duit. Itung-itung buat nabung kan lumayan tuh kekumpul buat pergi liburan lagi" usul Rino yang mendapat anggukan dari yang lainnya.

"Tumben otak lo encer?" sahut Leo bingung.

"Gini-gini gue tuh sebenarnya cerdas. Cuma gue gak mau sombong aja sama kalian. Takutnya nanti kalian minder main sama gue yang kelewat jenius ini" ujar Rino membanggakan diri.

"Gaya banget lo jenggot kambing!" celetuk Aldo yang mendapatkan kekehan dari para sahabatnya.

"Terus siapa yang mau megang duitnya?" tanya Reynald dengan alis yang terangkat sebelah.

"Farhan aja. Dia lebih pintar mengontol keuangan" usul Risky dengan tampang bangganya karena merasa idenya sudah pasti akan langsung disetujui teman-temannya.

"R-nya mana bangke! Kontrol wooy! Buset dah ternodai kuping Raka yang masih suci ini" ujar Raka mendramatis. Tangannya mengusap-usap kedua telinganya, berharap terhindar dari dosa.

"Emang gue ngomong apa tadi?" tanya Risky bingung.

"Bodo amat! Si bangsat ngundang dosa mulu!" kesal Rino. Ia kesal dengan tingkah temannya yang satu ini. Saking kesalnya, ia sedari tadi memukul keningnya berkali-kali.

Rino tahu kalau Risky memang bodoh, tapi wajahnya yang memang dasarnya bodoh itu jangan dibuat makin bodoh dong. Kan kesannya minta ditonjok banget.

"Heh Rino!! Kok ngomongnya kasar? Aku gak suka ya!" ujar Risky mendramatisir. Justru yang didengar teman-temannya sangatlah menjijikan.

"Bangsat! Punya temen ada aja yang gak waras kaya gini" sahut Reynald tertawa mendengar ocehan teman-temannya sedari tadi.

"Pesawat delay sampe jam berapa?" tanya Farhan melirik jam tangan yang bertengger di tangannya.

"Satu jam katanya. Tau gitu ngapain kita buru-buru tadi" jawab Aldo. Matanya memandang bangunan bandara sesekali curi pandang pada pramugari yang terlihat muda dan cantik yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Udah duduk manis aja disini" ujar Raka sambil sesekali tersenyum manis dengan beberapa cewek yang berjalan melewati tempat duduknya.

"Lo ngapain sih nyet? Dari tadi nyengir mulu. Gak takut gigi lo kering?" tanya Leo yang sedari tadi memperhatikan Raka yang duduk di sebelahnya.

"Gue lagi sibuk. Plis gak usah ganggu dulu" jawab Raka santai.

"Sibuk ngapain njing? Dari tadi ongkang-ongkang kaki doang juga lo" celetuk Farhan.

"Gue sibuk tebar-tebar pesona. Kalian gak usah ganggu dong!" jawab Raka yang langsung mendapat toyoran dikepalanya, ulah Leo.

"Bangsat!" ujar Leo sambil mentoyor kepala Raka dengan kesalnya.

Reynald lelah telinganya, tiap hari dengar ocehan tak bermutu dari teman-temannya ini. Rasa bosan menghampirinya, ia mengalihkan fokusnya ke ponsel.

Tanpa otaknya meminta, jarinya dengan lihai mengetik beberapa angka dilayar ponselnya lalu menempelkan ditelinganya.

"Halo?" terdengar suara Bella khas baru bangun.

"Masih tidur ya?" mata Reynald mengarah pada jam tangan yang bertengger manis di tangan kirinya. Alisnya mengerut saat jam sudah menunjuk angka setengah sembilan untuk jam Bandung.

Couple Goals (SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang