10. A Feeling

3K 257 33
                                    

Alvin's pov
16:00 WIB

"Bagaimana Canny? Sudah ada kabar?" tanya Mama begitu aku dan Alvan memsuki rumah. Rasanya tidak tega melihat wanita yang paling ku cintai ini menatapku penuh harap dengan mata sembab.

"Belum, Ma. Pihak sekolah tidak tahu dimana Canny berada." kata Alvan membuat Mama menangis.

Aku memeluk Mama erat, "Jangan menangis, Ma. Baby twin akan menangis juga." Alvan mengelus pundak Mama.

"Dimana Daddy?" tanyanya menatapku dan Alvan bergantian.

"Daddy mencarinya di sekitar sekolah."

"Kita berdoa saja semoga Canny segera ketemu." Alvan mencium kedua pipi Mama dan menghapus air matanya.

Aku menghela nafas panjang dan memejamkan mataku. Berusaha menenangkan diriku dan menghilangkan segala pikiran buruk. Tidak ada yang menculiknya kan?

Tadi Daddy meneleponku bertanya apakah aku dan Alvan menjemput Canny atau tidak. Aku terkejut mendengar dia tidak ada disekolah. Fira mengatakan Canny pergi begitu saja dan terlihat marah dengannya, jadi Fira tidak tahu dimana Canny berada.

Kenapa Canny marah pada Fira? Apa karena sikapku pada Fira yang masih menyisakan luka di hatinya?

✉✉✉✉✉

Jessica's pov

Aku menepuk-nepuk gadis kecil yang sudah tertidur setelah menangis sangat lama. Setelah bertemu dengannya di taman, aku membawanya ke apartemenku dan dia menceritakan semua rasa sakit hatinya tentang seseorang bernama Fira, saudara seayah Als.

Aku tersenyum melihatnya tidur dengan tenang. "Tenang saja, Canny. Tidak akan ada seseorang pun yang mengambil Alvin kita darimu. Alvin hanya milik kita." Aku mencium keningnya penuh kasih sayang.

Dia adalah adik kesayangan seseorang yang ku cintai, tentu saja aku menyayanginya. Tapi aku tidak menyayanginya karena itu saja, Canny sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. Dia juga teman adik bungsuku.

Aku terkejut saat menyadari satu hal, aku lupa mengabari keluarga Mr Azril jika putrinya dan bersamaku. Aku beranjak dan mengambil ponselku di meja dan hampir menekan tombol gagang di nomor seseorang yang ku beri nama 'Father in law'.

Gerakanku terhenti saat mengingat seseorang. Ku pikir aku akan menghubunginya saja, sambil berenang minum air. Kira-kira begitulah pribahasanya. Dengan cepat aku menekan lama tombol 1 dan tak lama terdengar suara telepon.

Deg

Deg

Deg

Jantungku berdetak tidak karuan dan aku berusaha keras untuk bernafas dengan normal.

Angkat, please.

"Assalamualaikum."

Jantungku serasa berhenti berdetak mendengar suaranya. Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam, menarik kedua sudut bibirku menjadi senyuman.

"Alvin, maaf aku lupa memberitahumu, Canny sekarang ada bersamaku."

"Kirimkan alamatmu." katanya dingin, as always.

"Oke, akan ku kirimkan. Alvin, bisakah kau-"

Tut... tut.... tut...

Telepon terputus.

"Alvin-" kataku sedih melihat fotonya yang ku jadikan wallpaper ponselku. Aku menghela nafas panjang dan mengirimkan lokasi melalui pesan chat.

✉✉✉✉✉

Second Love : The Last MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang