Alvin’s pov
“Kalian disini?”
Deg
Jantungku berhenti berdetak mendengar suara seseorang yang mengagetkanku. Aku dan Fira menengok ke arahnya. Seorang wanita yang terlihat lebih tua dari Mama, ku pikir dia seumuran Maya.
“Kau?”
“Alvin, putra pertama Indra Muhammad dan Ralia Aryeswara.” Kedua matanya membulat sempurna, ia menatapku beberapa detik dengan keterkejutannya sebelum senyuman kembali terulas di bibirnya.
“Kau pasti yang bernama Fira, putri Maya. Akhirnya Indra memperbolehkanmu datang kemari juga.” Tangannya terulur mengelus pipi Fira yang langsung bersembunyi di belakangku. “Kau takut padaku?” seseorang itu menghela napas panjang dan tersenyum.
Siapa wanita ini?
Melihat dari penampilannya, apakah dia salah satu teman Maya?
“Kalian berdua belum mengenalku ya.” Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya, “Aku adalah salah satu teman Maya, Ayu.” Kedua mataku membulat sempurna ketika mendengar nama itu. Mataku memicing, jadi ini seseorang yang membantu Maya dalam melancarkan aksinya?
Aku membaca beberapa artikel mengenainya, dia adalah seseorang yang menghasut Maya agar meminum obat menggugur kandungan demi karirnya. Aku juga tahu dia melakukan hal itu karena tidak ingin Maya menjadi saingannya. Bukankah dunia ini sangat kejam?
Ayu menatap Fira dengan senyuman manis, “Kau sangat mirip dengan ibumu.”
Aku menoleh ke belakang, “Fira, masuklah ke dalam mobil terlebih dahulu.” Fira mengangguk dan segera berlari ke arah mobil. Hal ini membuat wanita yang berdiri di hadapanku kebingungan.
“Aku tahu semuanya, tentang keterlibatan anda dalam sebuah drama tragis yang menghancurkan hidup tiga orang sekaligus.” Kedua matanya membulat sempurna, tampak ketakutan disana.
“Alvin, asal kau tahu aku sudah berusaha mencegahnya melakukan hal itu. Tapi dia tetap melakukannya, bahkan dia tahu akan mempertaruhkan dua nyawa sekaligus.”
“Tidak, tidak. Seharusnya aku berterima kasih, karena bantuan yang anda lakukan telah merubah takdir hidupku, adikku, dan juga Mama. Kau pasti turut senang karena sahabatmu telah mendapatkan suaminya kembali.”
“Alvin-”
“Jangan beri tahu Papa aku membawa Fira kemari. Jika sampai Papa tahu, ia juga akan tahu darimana Maya mendapatkan obat penggugur kandungan untuk memfitnah Mama.” Aku mengeluarkan smirk begitu melihat tangannya bergetar hebat.
#
Author’s pov
-Bram/Ayu’s House-“Ini gila! Benar-benar gila!” Ayu meletakkan tas yang di bawanya ke sofa dan menghempaskan tubuhnya. Walaupun sudah tidak bersama Alvin, ia masih terbayang wajah penuh intimidasi dan ancaman dari Alvin.
“Ada apa?” Bram segera menghampiri istrinya.
“Bram, kau tidak percaya jika aku mengatakan ini padamu.” Bram mengernyitkan keningnya menatap Ayu.
“Kenapa? Kau melihat Indra di makam Maya?” Ayu menggeleng. “Lalu? Keluarga Indra?”
“Bukan, Bram. Orang yang tidak ku duga sama sekali.”
“Siapa?”
“Putri Indra dengan Maya, Fira.” Mata Bram membulat sempurna mendengar apa yang di katakan istrinya. “Akhirnya Indra memperbolehkan Fira datang ke makam ibunya?” Bram tersenyum dan dari tatapan matanya terlihat bersyukur. Senyumannya luntur saat Ayu dengan tegas menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : The Last Message
Roman d'amour"Enough, Alvin! Sudah cukup dengan semua ini!" Malvani Syafi'i Ralindra. "No, Alvan. No one can stop me, meskipun itu kau." Malvino Syafawi Ralindra "So, i must do this to take care of mine?" Canberra Farnaz Azra Alfarizi. "If you can't be mine...