Canny’s pov
-MAN 2 Kediri-“Ciee.... cieee...” sorakan terdengar dari 3 perempuan yang memang tidak wajar ini. Aku menatap Monik yang menatapku dengan tatapan menggoda, sudah jelas pasti dia membocorkan tentang kejadian kemarin pada dua sahabatku yang lain.
“Jadi bagaimana kencanmu kemarin? Pasti menyenangkan.” tanya Anin begitu aku duduk di bangkuku.
“Menurutmu apakah menyenangkan jika tanpa sengaja bertemu dengan kakakmu? Dia mengawasiku dan membuatku sibuk dengan ini dan itu. Keterlaluan memang manusia es satu itu.” Kedua tanganku mengepal kuat ketika mengingat kejadian kemarin. Bukannya berkencan dengan Faris, kemarin aku lebih seperti berkencan dengan Alvin.
Sangat menyebalkan!
Baru kali ini aku mengetahui dia sangat cerewet, bertanya ini dan itu, dan yang paling menyebalkan dia menyerobot bicara saat aku mengobrol dengan Faris. Jessica pun tak ada bedanya, dia terkesan memonopoli Faris dan menjauhkannya dariku.
Entah apa yang terjadi dengan mereka berdua, mereka berkencan saja aku tidak mengganggu. Eh malah mereka yang mengganggu kencanku.
Wilda mengelus punggungku, “Sabar ya, Canny. Mungkin di kesempatan lain kau dan Faris diberi kesempatan berkencan.” Aku hanya tersenyum saja menanggapi, karena menurutku itu mustahil. Aku punya setidaknya tiga bodyguard pribadi yang siap melindungiku dan sangat protektif terhadapku.
Bisa pergi menonton dengan Faris saja sudah Alhamdulillah.
“Menurutku, kau dengan Faris adalah pasangan serasi dan sempurna. Kau sangat cantik dengan wajah bulemu, lalu Faris tampan khas Indonesia. Bukankah kalian pasangan yang sempurna?” Anin menatap Monik dan Wilda yang mengangguk setuju.
“Benar sekali, pokoknya ya kalian berdua harus bersama-sama dan menikah.” Perkataan Anin membuat kedua mataku terbuka lebat, bukankah terlalu awal membicarakan tentang pernikahan?
Hey kami bahkan masih duduk di bangku sekolah menengah atas!
Monik menatapku dengan senyuman lebarnya, ia mendekatkan tubuhnya ke arahku membuat dua lainnya melakukan hal yang sama. “Bisa ku bayangkan nanti ketika kalian menikah. Kalian berdua akan memiliki anak-anak yang cantik dan tampan.” Sontak Anin dan Wilda berteriak heboh membuat hampir seisi kelas menatap kami, aku hanya tertawa dan menggelengkan kepalaku.
Walau tampak tak peduli, dalam hati aku mengamini.Ya siapa yang tidak menyukai Faris? Dia tampan, baik hati, sangat lembut dan perhatian. Faris memiliki attitude bagus, dan dia termasuk muslim yang taat. Dan jangan lupakan nilai plusnya meminta izin langsung pada Daddy.
Puk
Kami berempat dikejutkan dengan gumpalan kertas yang terlempar, kami mengalihkan pandangan ke arah datangnya kertas. Tampak Faris yang berdiri tersenyum menatap kami dan Tama yang menaik-turunkan alisnya. Hey, apakah kami bicara terlalu keras hingga mereka berdua bisa mendengar kami?
“Zaman sudah berubah dan masih saja memakai ini untuk berkomunikasi.” Ania menyerahkan gumpalan kertas padaku. Tanganku terulur mengambil dan membukanya, senyumku mengembang ketika membaca rangkaian kata dalam kertas tersebut.
Istirahat nanti ku tunggu di taman belakang
F#
Author’s pov
-Top Cloud-“Baiklah, kita mulai saja rapatnya.” Suara seseorang membuat Flora menghela napas lega, setidaknya rapat akan berlalu dan dia segera pergi dari kandang musuh yang membuatnya tidak nyaman sama sekali. “Sebelumnya, saya ingin mengenalkan seseorang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : The Last Message
Roman d'amour"Enough, Alvin! Sudah cukup dengan semua ini!" Malvani Syafi'i Ralindra. "No, Alvan. No one can stop me, meskipun itu kau." Malvino Syafawi Ralindra "So, i must do this to take care of mine?" Canberra Farnaz Azra Alfarizi. "If you can't be mine...