Canny’s pov
-MAN 2 Kediri-“Canny!” aku mendongak saat mendengar seseorang memanggil namaku. “Bagaimana cara menyelesaikan ini?” Faris duduk disampingku yang kosong dan menyodorkan buku matematika.
“Logaritma?” ia mengangguk, aku mengambil bukunya dan menuliskan rumus-rumus yang ku hafal diluar kepala. “Lihatlah mana bentuk yang sama dan selesaikan seperti ini.” Aku menatapnya yang menatapku dengan senyuman lebarnya.
“Ah, iya. Terimakasih.” Dia mulai menulis, beberapa detik kemudian ia menoleh ke arahku dengan kerutan di keningnya. “Kau tidak keberatan kan jika aku duduk disini?” aku tersenyum dan menggeleng, Faris tersenyum dan kembali menulis.
“Pulang sekolah kau ada acara?” aku yang kembali sibuk mengerjakan latihan menengok. Kedua matanya masih tertuju pada soal matematika dan tangannya pun masih mengerjakan, dia multitasking?
“Ada film baru di bioskop. Maukah menemaniku menontonnya?” Faris menatapku dengan wajah penuh harap. Tegakah aku menolaknya?
“Hmm, aku harus izin dulu.”
Faris mengangguk dengan senyuman, “Oke. Sepulang sekolah nanti aku akan meminta izin Daddymu.” Dia berdiri dari duduknya dan berjalan kembali ke kursinya.
Hah?
“Kenapa?” aku menoleh ke arah Monik yang baru datang, tangannya terulur menyerahkan susu kotak rasa strawberry.
Aku tersenyum menerima susu strawberry pesananku tadi, “Tidak.” selanjutnya aku kembali fokus pada soal-soal latihan.
Monik duduk di sebelahku, “Aku heran denganmu, Canny. Kau itu sudah pintar, kenapa masih saja belajar?” ia menutup soal-soal latihanku sekarang ini, tak lupa gelengan dan decakannya.
“Benar, ini jam istirahat jadi manfaatkan dengan baik. Lagipula apa kau tidak bosan selalu melihat tulisan dan angka?” Anin menggeret kursinya dan duduk di sebelahku setelah menyingkirkan buku-bukuku dan meletakkan nasi bungkusnya di meja.
“Ya, Canny. Seharusnya kau juga menghabiskan waktumu untuk bersenang-senang.” Wilda duduk di depanku setelah membalik kursi, kedua tangannya sibuk mengeluarkan makanan dari kantung plastik.
Beginilah kehidupan sekolahku yang sekarang, aku bersekolah di sekolah menengah atas berbasis agama atau biasa disebut Madrasah Aliyah. Keputusanku masuk ke sekolah ini untuk memperdalam ilmu agama. Semua teman SMPku tidak ada yang masuk ke sekolah seperti ini, jadi aku bertemu dengan teman-teman baru.
“Ayo makan!”
Aku mengangguk dan mengeluarkan kotak bekal yang tadi sudah disiapkan pelayan. Senyumku mengembang melihat menu hari ini, cap jay dengan banyak sekali brokoli. Hal yang paling ku sukai, mereka menyiapkan potongan wortel segar kesukaanku. “Wah, bekalmu hari ini sangat sehat Canny.”
“Kalian mau? Ambil saja.” Mereka bertiga berpandangan dan menggeleng.
“Tidak, Canny. Kau saja yang makan.” kata Wilda membuatku mengangguk, kami berempat memanjatkan do’a sebelum mulai makan.
#
Alvin’s pov
-Kediri Mall-
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : The Last Message
Romance"Enough, Alvin! Sudah cukup dengan semua ini!" Malvani Syafi'i Ralindra. "No, Alvan. No one can stop me, meskipun itu kau." Malvino Syafawi Ralindra "So, i must do this to take care of mine?" Canberra Farnaz Azra Alfarizi. "If you can't be mine...