Canny's pov
-Kediri, Indonesia-
10:00 WIB"Sudah. Sekarang buka matamu dan lihatlah aku." kataku pada Fira yang membuka matanya perlahan. Saat ini aku ada di rumah Opa yang menjadi tempat pernikahan Ice Man dan Jessica.
"Sempurna, kau sangat cantik Fira." kataku menyodorkan cermin padanya.
Fira tersenyum dan menatapku kesal, "Berhentilah memfitnahku. Semua orang tahu Princess Canny yang tercantik."
Aku tertawa garing dan memukul bahunya, "Kau yang harus berhenti menfitnahku Nona Fira." Kataku menghempaskan tubuhku di sampingnya dan menyalakan kipas.
"Berpakaian seperti ini ternyata sangat gerah ya. Nanti saat aku menikah tidak mau memakai pakaian seperti ini. Ribet." Fira tertawa dan merangipasiku dengan kipas bebentuk setengah lingkaran khas ibu-ibu jaman old.
"Adat memang seperti ini, Princess. Jessica saja bahagia menggunakan pakaian seperti ini."
Aku dan Fira menatap Jessica yang tampak tegang menatap cermin di hadapannya. Ia mengangkat jempolnya dan meringis membuat Mbak Flora yang disampingnya tertawa terbahak-bahak.
"Berhenti tertawa, Flora!" Jess meninggikan suaranya dan terlihat kesulitan menengok karena hiasan di kepalanya yang ku pastikan sangat berat.
"Sorry, kau tampak sangat lucu." Mbak Flora masih tertawa membuat Jessica memukul sekenanya. Aku tersenyum menatap Fira yang juga tersenyum, senang sekali melihat keduanya akur begini.
"Fira, ayo kita lihat Alvin di rumah." Fira mengangguk dan menarikku keluar meninggalkan Jessica dan Flora.
"Aunty Adelia dan Uncle Indra ada di bawah?" tanyaku pada Fira yang mengangguk.
"Mama membantu katering dan mungkin Papa membantu menyiapkan soundsystem." aku tersenyum dan merangkul tangannya menuruni tangga.
Jessica's pov
Aku menghela napas panjang berulang kali dan memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan Flora."Kau masih membenciku?" aku melirik Flora yang tiba-tiba bertanya.
"Selama kau tidak mendekati milikku, aku tidak membencimu Flora." sekali lagi, Flora tertawa dan menepuk bahuku beberapa kali.
"Baiklah. Alvin hanya milik Jessica, begitu juga dengan Jessica yang hanya milik Alvin." aku tersenyum dan menyodorkan kedua jari jempolku padanya.
"Selamat atas pernikahanmu dengan Alvin, Jess. Semua usahamu tidak sia-sia." Flora menghambur ke pelukanku dan spontan aku memeluknya dengan erat.
"Terimakasih banyak, Flora. Kau sangat membantuku."
Flora mengerutkan keningnya, "Aku tidak membantu apapun, ini murni hasil kerja kerasmu." Aku menggeleng dan menggenggam tangannya.
"Kau ikut andil dalam kisah Alvin-Jessica."
"Maksudmu?" tanyanya tidak mengerti.
"Jika kau tidak mundur, jalanku akan sulit" Flora tersenyum.
"Aku mundur atau tidak, tidak berpengaruh apapun Jess. Hanya ada Jessica di hati Alvin, tidak ada tempat untuk yang lainnya." aku tak mampu menahan air mataku.
Flora menarik tissue dan menghapus air mataku, "Pengantin perempuan tidak boleh menangis di hari bersejarahnya."
"Tunggu, bagaimana perasaanmu pada Alvin sekarang?"
"Aku hanya menganggapnya saudara laki-lakiku, seperti Alvan." aku sangat lega mendengarnya.
"Aku sedang dekat dengan seseorang. Kau pasti sangat terkejut jika mengetahuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : The Last Message
Roman d'amour"Enough, Alvin! Sudah cukup dengan semua ini!" Malvani Syafi'i Ralindra. "No, Alvan. No one can stop me, meskipun itu kau." Malvino Syafawi Ralindra "So, i must do this to take care of mine?" Canberra Farnaz Azra Alfarizi. "If you can't be mine...