52. Flora

3.3K 301 82
                                    

Alvin’s pov

“Stop it, Flora!” tanganku menyaut botol wine yang hendak tenggak Flora, apa yang dia lakukan disini?
Flora mengalihkan pandangannya ke arahku dengan wajah marahnya.

“Kembalikan!” ia berteriak, kedua tangannya berusaha menggapai botol wine yang ku angkat tinggi-tinggi. Aroma wine tercium jelas, pandangannya pun tidak menampakkan kesadaran sama sekali. Apa dia meminum satu botol besar ini sendirian?

Seingatku Flora bukan tipe orang yang suka minum, dia bahkan membenci alcohol. Lalu apa yang dilakukannya sekarang?

“Kembalikan, Alvin!” Flora memegangi tangan kananku yang bebas, ia menatapku dengan mata sendu dan tatapan memohon. Sejujurnya aku terkejut dia mengenaliku dalam kondisi mabuk berat seperti ini. “Alvin, ayo kembalikan minumanku. Kau punya banyak uang kan? Kau bisa membelinya sendiri, jangan mengambil punyaku.” Nada bicaranya berubah manja, sepertinya dia tidak menyadari ini.

Flora menatapku, dia menggigit bibir bawahnya dan terkekeh. “Kenapa kau datang ke tempat seperti ini, hmm?” Kedua tangannya merangkum wajahku, “Apa kau kemari untuk melepas penat juga? Hari ini berat ya?” Jari telunjuknya menyentuh pipiku dan turun hingga ke bibirku.

Ku pegang tangannya, “Kau mabuk, ayo ku antar pulang.” Ku letakkan botol wine di meja dan menarik tangannya keluar dari sini.

“Hey apa yang kau lakukan? Aku tidak mabuk dan aku tidak mau pulang sekarang!” Flora mencoba melepaskan tangannya yang ku genggam. “Lepaskan aku, Alvin!” Kami berhenti tepat di meja tempatku tadi. Alvan, Nic, dan Brenda langsung berdiri begitu aku di depan mereka.

“Jangan buru-buru, Alvin. Habiskan waktu denganku dulu, tidak ada yang tahu.” Flora memelukku sangat erat dan matanya terpejam, senyuman lebar tersungging di wajah blasterannya.

Aku menatap Alvan, “Kunci mobil, aku akan mengantarnya pulang dulu.” Alvan mengangguk, ia mengambil kunci di sakunya dan mengulurkannya padaku.

Tiba-tiba Flora merangkum wajahku, “Kenapa kau tidak mau melihatku sebentar saja Alvin? Berhenti mengabaikanku dan lihatlah aku!” Flora merengek sekarang, kedua matanya berkaca-kaca dan air matanya siap turun kapan saja. “I love you, Alvin.”

Deg

“Aku mencintaimu, Alvin. Meski aku tahu kau mencintai orang lain, sungguh aku tidak tahu akan jadi apa aku jika kau menikah dengan perempuan lain.” Flora menangis, ia memelukku erat.

“Setidaknya sekali saja, Alvin. Sekali saja perhatikan aku, itu akan sangat menyenangkanku dan selalu ku ingat sepanjang hidupku.” Aku menatap Alvan yang menatap Flora dengan tatapan tidak suka.

Berulang kali Alvan memberitahuku tentang Flora yang menyukaiku, tetapi selama ini aku mengabaikannya. Alvan juga tak jarang memintaku menjauh dari Flora agar dia tidak banyak berharap, kenapa aku tidak mempercayainya selama ini?

Tebakannya benar adanya.

Aku berjingkat saat merasakan tubuh Flora merosot dengan mata terpejam. “Oh My God!” seru Nic dan Brenda panik. Aku dan Alvan mengangkat tubuh Flora yang tak sadarkan diri.

“Sorry, pertemuan kita malam ini tidak berjalan lancar.”

“Ah, tidak masalah Alvin. Kita masih bisa menghabiskan waktu bersama besok.” Aku dan Alvan mengangguk.

“Kami permisi dulu.”

“Ya, hati-hati.”

#

-Flora’s apartement-

Aku menyelimuti Flora dan mengusap puncak kepalanya pelan, dia mabuk berat hingga tak sadarkan diri. Semua orang pun tahu dia tidak akan mengingat apapun ketika sadar nanti.

Second Love : The Last MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang