55. Disaster

3.2K 321 140
                                    

Canny’s pov

Klik

(Lap)

Cekrek

Spontan aku memukul bahu Alvan yang memegang kamera Alvin, kalian pasti tahu yang terjadi kan? Yap, si ceroboh Alvan memotret Alvin dan Jessica. Entah dia lupa atau bagaimana, blitz kamera menyala dan merusak suasana romantis saja. Aku menahan napas begitu dua manusia beda gender itu menoleh ke arahku dan Alvan seperti slow motion.

Hah, aku dan Alvan tampak seperti penguntit saja sekarang, Alvan berlutut sedangkan aku di sampingnya dengan tangan kanan memeluk kakak keduaku itu.

“Ah, hai.” Alvan cengengesan dan berdiri, aku merangkul tangan kiri Alvan dan melambai saja pada keduanya yang masih membeku di tempat. Kami berdua berpandangan dan langsung saja duduk di sofa.

“Hmm, kenapa udaranya sangat panas ya Princess?”

Jessica mengerjap beberapa kali, “Akan ku buatkan minum.” Ia bergegas ke dapur, Alvin berdehem dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Ia melangkahkan kakinya ke sofa, aku dan Alvan saling melirik.

“Bisa jelaskan kenapa kalian tiba-tiba kemari?” Alvin menatapku dan Alvan bergantian, apa hanya aku yang merasa gugup? Alvan malah bersandar di sandaran sofa.

“Tentu saja mencegahmu melakukan hal yang tidak-tidak pada Jessica, contohnya-” belum sempat Alvan menyelesaikan kalimatnya, Alvin menutup kedua telingaku yang tertutup jilbab dan menolehkan kepalaku.

“Hei!”

“Jangan bicara macam-macam, ada little princess disini!” kata Alvin kesal. Dia duduk tepat di sebelahku dan merapikan jilbabku.

“Hey, aku sudah besar!”

Kedua kakakku saling berpandangan dan terkekeh, Alvan mendekatkan kepalanya ke arahku. “Oh ya? Apa buktinya?” aku mengerucut melihat keduanya kompak mengejekku.

Apa-apaan ini! Senyumku mengembang saat memikirkan sebuah ide cemerlang yang bisa membuat kedua kakakku ini tak lagi mengejekku anak kecil!

Jessica datang membawa lima gelas berisi es jeruk lengkap dengan beberapa makanan ringan yang entah kenapa dia taruh piring. “Silahkan, maaf hanya ada ini.” Ia meletakkannya di meja.

“Tak perlu repot-repot Jess.” Alvan mengambil gelas berisi es jeruk dan menenggaknya, tanganku terulur mengambil piring berisi keripik kentang dan melahapnya. Aku menatap kedua kakakku juga Jessica yang mengobrol seru, sepertinya lebih seru setelah mendengar kabar berita dariku.

“Hey, aku memang sudah besar dan aku punya buktinya.” Als saling menatap bingung sebelum kembali menatapku. Jessica duduk disebelah Alvin dan menatapku bingung.

Senyuman lebar ku kembangkan ke arah mereka berdua, “Aku berkencan dengan Faris.”

“Apa!” teriak tiga orang membuatku berjingkat saking terkejutnya hingga piring di tanganku terbang entah kemana dan isinya berhamburan.

#

Fira’s pov
-Indra’s House-

Setelah pengusiran yang dilakukan pihak bank, kami semua berkumpul di rumah Papa sekarang. Ya seperti yang direncanakan sebelumnya, Kakek, Nenek, dan Kakek Buyut akan tinggal di rumahku.

Sejauh ini memang sesuai rencana, tapi tidak dengan perampasan mansion milik Kakek Buyut. Tatapanku tertuju pada semua orang, apa ya yang bisa ku lakukan untuk membantu mereka dalam mengatasi ini?

“Aku tidak percaya ini, Citra meminjam dana dari Bank tanpa berdiskusi denganku. Dia bahkan menjadikan mansion sebagai jaminan, dan kapan aku tanda tangan di surat pernyataan ini?” Kakek melempar berkas di meja dan meremat kasar rambutnya.

Second Love : The Last MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang