44. Elapsed

3.2K 372 194
                                    

5 YEARS LATER

Alvan’s pov
-ATA’s Outdoor Gear-
10:00 WIB

Kedua mataku tertuju pada barang-barang yang baru datang, di sebelahku Akbar mencatat mana saja yang sudah datang. “Semuanya sudah?” tanya Tommy yang baru masuk gudang, pandangannya tertuju pada buku catatan di tangan Akbar.

Inilah kegiatan kami sekarang, menjalankan sebuah toko bernama ATA’s Outdoor Gear yang menjual barang-barang untuk mendaki.

ATA’s Outdoor Gear berdiri setelah kami lulus sekitar satu setengah tahun lalu. Meskipun bisnis ini atas campur tangan Daddy selaku penyedia modal dan koneksi utama, kami bertiga tetap berusaha mengembangkan sendiri. Kami pun juga sudah beberapa kali melunasi hutang pada Daddy, walau ayah sambungku itu mengatakan bahwa aku tidak perlu melakukannya.

“Hari ini kita buka setengah hari saja kan?” Tommy menatapku dan Akbar dengan senyuman manis.

Akbar meletakkan bukunya, “Tentu saja, bukankah kita akan membuat sebuah kejutan besar?”

Aku mengangguk, “Ya, setengah jam lagi kita tutup toko dan pergi ke rumah untuk menyiapkan semuanya. Ah ya, jangan lupa tempelkan pengumuman kita buka setengah hari saja.” Keduanya mengangguk, setelahnya kami kembali bekerja. Lebih cepat lebih baik, rasanya tidak sabar menyambut seseorang yang akhirnya diperbolehkan kembali hari ini.

“Honey!” teriakan seseorang pandangan kami bertiga teralih, tampak seorang perempuan dengan seragam putih abu-abu tersenyum senang dan melambaikan tangannya ke arahku. Hey, kenapa dia disini? Belum sempat aku mengatakan sesuatu dia berlari ke arahku.

“Honeeeeyyy!!!” ia langsung memelukku sangat erat.

“Hey, bagaimana bisa kau kemari? Sekarang belum jam pulang sekolah, artinya sopir belum menjemput.”

Canny mendongak, ia meringis memperlihatkan deretan gigi putihnya. “Aku kemari naik ojek online, dan tadi aku izin pulang karena sakit perut.” Ucapan Canny membuat kedua sahabatku tertawa.

“Sejak kapan Princess Canny berbohong?”

Canny mengerucutkan bibirnya, “Honey, jika hari ini aku pulang sore tidak akan sempat ikut mempersiapkan kejutan.”
Aku menghela napas panjang, “Baiklah, hanya hari ini saja ya. Tidak boleh mengulanginya lagi besok.”

“Love you so much, Honeey!!” teriaknya melompat dan memelukku, aku mengecup puncak kepalanya beberapa kali. Adik kecilku ini sangatlah menggemaskan, benarkah ia sudah berada di sekolah menengah atas?

Ah ya, ada cerita kenapa Canny memanggilku seperti itu. Jadi, suatu hari dia datang ke kampus untuk menjemputku. Tepat saat itu semua teman perempuan mengerubungiku di depan kelas.

Canny yang kesal langsung menyebutkan panggilan itu dan memelukku, ia pun tak segan mencium pipiku membuat semuanya terkejut. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka semuanya.

“Princess Canny, kau mau ini?” Tommy menyodorkan snack yang masih tertutup rapat, Canny mengangguk dan mengambilnya.

“Duduk dan makan ya, nyamankan dirimu.” Aku menatap Tommy dengan tatapan datarku, kedua mata berbinar itu benar-benar membuatku kesal.
Bagaimana bisa dia menyukai adikku yang bahkan masih duduk di bangku SMA?

Second Love : The Last MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang