Chapter 04

17.3K 481 11
                                    

"Lo mau kemana dek?" tanya Farrel pada adiknya yang sudah rapi dengan penampilan nerd nya.

"Ke rumah temen bang."

"Siapa? ko pake dandan nerd segala?"

"Aleta. Kan ada orang lain selain Belva sama Leta, Bang."

"Sama siapa aja? ada cowok nya nggak? kalo ada jangan macem-macem lo!" peringat Farrel.

"Ish bang. Rumah Aleta deket kali bang, lagian nggak ada cowok nya, kita bukan main, tapi mau ngerjain tugas makalah," ujar Ferra lalu berjalan menuju pintu.

"Pulang jangan malem-malem, ada yang nyulik tau rasa lo."

"Ish abang kok gitu, sama adik sendiri juga!" gerutu Ferra.

"Udah marah-marah nya?" kekeh Farrel sambil menaik turunkan alisnya setelah mencium sebelah pipi Ferra.

Ferra tidak menyadari saat Farrel berjalan menghampirinya, Farrel sudah biasa melakukan seperti itu, selagi mereka tahu batasannya.

"Ish, abang ih, suka banget sih nyium pipi gue," kesal Ferra sambil mengusap-usap pipinya yang dicium oleh Farrel.

"Sama adek sendiri juga, emang lo mau kalo abang cium pipi orang?"

"Berani gitu, gue bilangin sama bonyok tau rasa lo!"

"Kayak sendirinya nggak pernah nyium pipi orang?"

"Gue mah nggak pernah ya!" kesal Ferra.

"Marah nih ceritanya?" goda Farrel sambil mencolek dagu adiknya itu.

"Bodoamat!" rajuk Ferra sambil berjalan menuju sofa.

"Katanya mau pergi, ko duduk lagi?" tanya Farrel ikut duduk di samping adiknya.

"Jauh jauh sana," ujar Ferra sambil mengibaskan tangannya.

"Ko marah sih? maaf deh," ujar Farrel mendekat ke arah Ferra.

"Siapa juga yang marah," jawab nya seraya melipat tangannya di dada.

"Abang beliin es krim deh," ujar Farrel mengalah.

Farrel tahu adiknya suka sekali dengan es krim, gadis itu akan luluh hanya mendengar sebutan es krim saja. Terbukti kan sekarang? lihat saja, sekarang mata Ferra berbinar ketika mengatakan hal itu.

"Serius bang?"

"Iya," ujar Farrel mengacak rambut adiknya itu.

"Oke, kalo gitu Ferra pergi dulu bang, dah abang," pamit Ferra mencium pipi abangnya sekilas lalu pergi meninggalkan Farrel yang menggelengkan kepala melihat kelakuan adiknya itu.

"Ck. Gue punya adek ko gitu amat ya," gumam Farrel.

Laki-laki itu mulai beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

Tak lama setelah ia menutup pintu kamarnya, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Farrel, ia berjalan malas ke arah pintu dan membukanya.

Seketika matanya membulat, bukan karena melihat hantu, bukan. Tetapi karena ia melihat ketiga sosok temannya, yang satu dengan wajah datar nya dan yang lain menampilkan deretan giginya.

"Kok lo bertiga bisa masuk sih?" bingung Farrel.

"Lo nya aja, udah tau rumah sepi, pintu nggak dikunci, maling masuk tau rasa lo," ujar Akmal lalu melangkah masuk ke kamar Farrel dan langsung merebahkan tubuhnya.

"Ini pasti Ferra nih yang lupa tutup pintu," gumam Farrel sambil menutup pintu kamar lalu berjalan menghampiri teman temannya.

"Rel, Ambilin kita air kek, makanan kek, kita ini tamu di rumah lo," ujar Akmal tak tau malu.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang