"Fer. Buruan!" teriak Farrel dari arah pintu.
"Bentar!" teriak Ferra tak kalah nyaring.
"Udah ayo berangkat," ujar Ferra begitu berdiri di samping Farrel.
"Lama amat lo. Gaya lo kayak siput. Lamban."
Pletakkk
"Gila. Abang sendiri lo gituin," dengus Farrel.
"Bodo amat. Udah cepetan gue mau ketemu sama kak Aland."
"Kemarin aja didiemin. Eh sekarang dirinduin," ejek Farrel.
Tanpa Farrel sadari, Ferra sudah duduk di kursi penumpang.
"Eh bocah. Ngapa lo duduk situ. Pindah depan. Lo kira gue supir?" heboh Farrel.
Ferra menunjukkan deretan giginya lalu keluar dan pindah duduk di samping kursi pengemudi.
Farrel menggelengkan kepala melihat kelakuan Ferra. Untung sayang, pikirnya.
¤¤¤
Sesampainya mereka berdua di parkiran sekolah, banyak tatapan yang tertuju pada mereka berdua.
'Gila makin cantik aja Ferra.'
'Gue jadi nyesel dulu pernah ngejek dia.'
'Iya sama gue juga nyesel pernah ngehina dia.'
'Farrel tambah luar byazah.'
'Aku padamu kak.'
Mereka berdua memutar bola matanya malas. Sudah biasa dia mendengar seperti itu. Kemana saja saat Ferra menjadi nerd? Bukan perkataan seperti itu yang ia dengar saat menjadi nerd. Kelihatan sekali kan fake nya?
Ferra berjalan lebih dulu menuju kelasnya, namun sebelum sampai kelas, seseorang dengan sengaja menabraknya sampai membuat dirinya tersungkur ke lantai.
"ups. Sorry," ujar Aurel dengan nada yang dibuat buat.
Ferra bangkit sambil menepuk nepuk bagian roknya yang kotor lalu pergi melenggang. Namun Aurel mencekal tangan Ferra menbuatnya menghentikan jalannya.
"Apa," sinis Ferra.
"Gue bisa ngelakuin yang lebih dari apa yang dulu Audi lakuin ke lo," bisik Aurel di telinga Ferra lalu pergi meninggalkan Ferra yang mematung di sana.
Apa maksud perkataannya tadi? Hembusan nafasnya saja membuat Ferra merinding. Ia menampis pikiran pikiran negatif lalu kembali berjalan menuju kelasnya.
"Huh."
"Ngapa lo?" tanya Alura.
Baru saja Ferra ingin menjawabnya, bel masuk sudah berbunyi mendahuluinya.
"Pagi!" sapa Bu Wina guru biologi.
"Pagi, Bu!"
"Silahkan buka halaman 51," pinta Bu Wina yang langsung di turuti oleh semuanya kecuali satu orang. Siapa lagi kalau bukan Ferra.
"Ferra!" tegas Bu Wina.
"Iya,Bu?"
"Maju ke depan!"
Ferra mengangguk, lalu berjalan menghampiri Bu Wina.
"Ibu kangen sama saya ya?" goda Ferra.
"Sembarangan kalau ngomong."
"Lah itu buktinya ibu manggil manggil saya. Saya tau bu, rindu itu berat," ujar Ferra dramatis.
Seisi kelas sudah cekikikan menahan tawa. Ada ada saja Ferra ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start From You [Completed]
Fiksi RemajaJudul sebelumnya Fake Nerd vs Cool Boy. (Part masih lengkap) Hidup bukan soal bagaimana cara nya berjuang untuk mendapat kenikmatan dunia. Tetapi bagaimana caranya berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perjalanan hidup bukan semua perkar...