Chapter 45

10K 226 3
                                    

Ferra meringkuk di atas kasur, sekolah libur. Lebih tepatnya kelas 10-11 di liburkan selama 4 hari, dan itu sangat sangat membosankan bagi seorang Ferra. Abangnya berangkat sekolah untuk mengikuti UN, begitu juga dengan lainnya.

Tiba-tiba, dia teringat pada Aland, dia akan pergi ke Australia beberapa tahun untuk mewujudkan cita-citanya. Ferra berharap, Aland tidak akan melupakannya sampai mereka bertemu kembali.

Ferra memikirkan sesuatu, apakah dia harus memberikan sesuatu pada Aland agar dirinya bisa mengingat Ferra sampai kapan pun? Yah, dia harus mencari barang yang bisa Aland jadikan kenangan di sana.

Ferra mengambil benda pipih di nakas, lalu mencari nama Belva berniat untuk memanggil Belva. Kalau membuka grup chat dengan ketiga sahabatnya bakal ribet urusannya.

"Bel."

'Apaan?'

"jalan yuk? bosen gue lama-lama di rumah."

'jalan? Wah ayo ayo. Tapi lo yang bayarin ya?'

Terdengar suara Belva yang terlihat berbinar. Ferra mendengus kesal hingga kemudian mengangguk mengiyakan.

"Oke. Ajak Aleta sama Alura kalo mereka mau."

Tutttt

Ferra mulai bersiap-siap mengganti pakaiannya. Ferra mengenakan kaos biru dengan bertuliskan 'KEEP SMILE' dengan kemeja biru dongker yang dililit ke pinggangnya. Ferra mengenakan sepatu kets berwarna hitam. Tak lupa, Ferra mengambil tas selempang warna hitam yang berada di balik pintu lemari.

Setelah dirasa siap, Ferra turun ke bawah untuk menunggu kedatangan Belva.

"Mau kemana lu?" tanya Lavina yang baru saja datang dari dapur.

"Biasa. Jalan sama Belva," enteng Ferra sesekali tangannya mengambil keripik yang terdapat di atas meja tengah.

"Pulang jangan terlalu sore!" peringat Lavina.

"Siap Bos," tegas Ferra, tanganya ia bentuk seperti sedang hormat.

Tinn tinn

"Mah, Ferra jalan dulu. Bye!" teriak Ferra sambil berlari keluar rumah.

"Loh. Aleta mana?" Ferra celingak celinguk mencari keberadaan Aleta. Belva menggeleng.

"Aleta nggak bisa ikut, dia disuruh nyokapnya ke butik buat fitting baju," jawaban Belva membuat Ferra sedikit terkejut.

"Lah. Ngapain tuh anak fitting baju?" bingung Ferra.

"Gue denger denger nih ya, Aleta sama kak Vano bakal tunangan 1 hari setelah UN."

"What?!" pekik Ferra nyaring tepat di telinga Belva.

"Woi, nggak usah teriak di telinga gue. Sakit tau," dumel Belva.

"Nggak mau maaf, sekarang kita ke rumah Alura, lo yang nyetir. Gue males," suruh Ferra dengan santainya.

"Alura juga katanya nemenin bokapnya, gue nggak tau kemana. Tadi gue udah nelfon dia."

"Yaudah beneran duit gue lumayan aman." girang Ferra. Belva geleng-geleng kepala lalu akhirnya tancap gas menuju mall terdekat di Jakarta.

¤¤¤¤¤

Sesampainya di sana, mereka berdua masuk ke dalam, mereka mulai menyusuri mall, sampai Ferra menemukan sebuah store yang dicarinya. Mereka berdua masuk ke dalam, mulai mengelilingi toko tersebut untuk menemukan barang yang cocok dan bagus di tangan Aland nanti.

Namun, sudah 20 menit lamanya Ferra memilih jam tangan, tidak ada yang cocok menurut Ferra. Sampai-sampai Belva yang sudah kelelahan pun duduk di kursi yang berada di toko jam tersebut.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang