Chapter 47

10K 246 0
                                    

Hari ini ujian telah usai, mereka semua sedang berkumpul di rumah Ferra, terkecuali Aleta dengan Vano yang memang tidak diperbolehkan main oleh kedua orang tuanya.

"Gue agak nggak percaya sih kalau Vano tunangan sama Leta. Mendadak juga kabarnya," ujar Akmal.

"Gue juga awalnya gitu kali kak," timpal Ferra yang diangguki lainnya.

"Gue ngira lo Fer yang duluan, eh malah Aleta," kekeh Belva melirik Ferra. Ferra menggeleng, menyenderkan kepalanya di bahu Farrel sambil menguap. Semalem dirinya baru bisa tidur jam 3.

Farrel mengusap kepala Ferra dengan sayang sampai akhirnya terlelap di bahu Farrel.

"Ferra ko tidur?" tanya Akmal pelan.

"Dia tidur jam 3," jawab Farrel seadanya.

"Ngapain aja dia sampe tidur jam 3?" tanya Belva.

"Nggak bisa tidur dia," jawab Farrel sambil mengusap lembut kepala Ferra.

"Lah. Padahal gue pengen kita semua jalan," rengek Akmal.

"Kak Akmal muka lo dikondisikan kak," gereget Alura. Akmal nyengir lebar.

"Land. Lo berangkat ke Australia kapan?" tanya Farrel.

"Setelah promnight."

"Eh iya By The Way, promnight nanti, siapa yang jadi perwakilan buat tampil?" tanya Farrel.

"Entah lah. Daniel mungkin sama pacarnya," jawab Farrel.

"Di kelas lo siapa Bel?"

"Ferra."

"What?! Ferra? Serius? Dia ngapain? Nyanyi?" heboh Akmal. Belva mengangguk mantap.

"Tapi ya juga sih. Kemaren kemarennya waktu Farrel share video Ferra yang nyanyi kayak orgil, suaranya bagus juga."

Ferra mengerjapkan matanya mendengar kebisingan yang terjadi di sekitarnya. Semuanya tegang, bagaimana kalau Ferra mendengar apa yang Akmal katakan? Bisa bisa Ferra marah lalu kembali mengurung dirinya di kamar sambil menangis seperti yang sudah-sudah.

"Kenapa?" tanya Ferra yang terdengar serak.

Semuanya menggeleng cepat.

"Terus kenapa lo semua mukanya tegang gitu?" curiga Ferra. Matanya menatap Akmal dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Oh. Gue tau, Kak Akmal!" panggil Ferra. Akmal panik bukan main. Apa Ferra tau? Bagaimana kalau iya? Apakah dirinya akan dimusuhi Ferra selamanya? Dia akan membelikan es krim untuk Ferra, berapa pun dia mau, tidak masalah jika uangnya menipis. Tapi, bagaimana kalau Ferra tidak bisa dibujuk dengan es krim?

"Iya Fer?" balas Akmal was-was.

"Tolong ambilin gue air dingin dong sekalian buat mereka semua," pinta Ferra sambil menguap. Akmal bernafas lega kemudian langsung ngacir ke dapur. Setelah siap, Akmal membawa nampan yang berisi 6 gelas air dingin.

"Thanks." Akmal mengangguk mengiyakan.

"Gimana? Besok kita dateng jam berapa?" tanya Alura.

"Menurut gue sih kita berangkat jam 9 aja, biar kita bisa makan," saran Akmal.

Bukkk

Sebuah bantal berhasil mendarat tepat di wajah Akmal. Akmal menatap tajam pada si pelaku tersebut namun si pelaku membalas tak kalah tajam.

"Apa?!" sangar Ferra.

"Udah deh ya. Kalian berdua berhenti ribut bisa nggak sih. Cape gue dengernya," oceh Belva.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang