Chapter 21

14.1K 313 3
                                    

"Kak!" teriak seorang perempuan sambil menenteng tas sekolahnya.

"Apa?" tanya seseorang yang dipanggil 'kak'.

"Gue bareng lo ya?" rengek seorang perempuan yang diketahui bernama Alura.

"Katanya lo nggak mau identitas lo kebongkar."

"Oh iya yah. Yaudah deh sana lo."

Aland memasuki mobilnya dan melesat meninggalkan pekarangan rumah. Alura memilih berangkat diantar supir.

¤¤¤¤¤

Di kelas XII IPA 1, semuanya sedang menunggu guru yang mendapat jadwal mengajar di kelasnya.

Derap kaki mulai terdengar di telinga mereka semua, guru yang mengajar pun tiba di kelasnya.

"Selamat Pagi!" sapa sang guru.

"Pagi, bu!" jawab serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru," ujar sang guru.

Seketika kelas yang tadiya senyap mendadak riuh dengan kehebohan semua orang, berbeda dengan Aland yang hanya menampilkan wajah datarnya, namun itu tidak mengurangi kadar ketampanannya.

Aland membelalakan matanya ketika seorang murid perempuan yang diketahui murid baru itu masuk ke kelas.

"Silahkan perkenalkan nama kamu."

"Hai. Perkenalkan nama saya Aurelia Clarissa Mahendra. Saya asli Jakarta. Saya pindahan dari Yogyakarta," ujar Aurel memperkenalkan diri.

"Ada yang mau kalian tanyakan pada Aurel?" tanya sang guru pada semuanya.

"Minta nomor handphone lo dong."

"Jadi pacar gue mau nggak?"

"Bagi ID line lo dong."

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada Aurel, namun hanya dibalas senyuman oleh Aurel.

Seketika mata Aurel menangkap sosok laki-laki yang dulu diincarnya, bahkan sampai sekarang pun ia masih mengincarnya dan bersikeras untuk memilikinya.

"Silahkan kamu duduk di-

"Di belakang cowo itu boleh nggak, bu?" tanya Aurel menunjuk belakang Aland yang memang masih kosong.

"Boleh silahkan."

Aurel tersenyum kemenangan mendengar jawaban dari sang guru, Aurel berjalan menuju kursi kosong yang terletak di belakang Aland. Ketika ia melewati meja Aland, ia tersenyum pada Aland, namun Aland tidak memperdulikan itu.

¤¤¤¤¤

"Kantin yok," ajak Vano pada ketiga temannya. Mereka bertiga mengangguk antusias.

Baru saja mereka berjalan satu langkah dari mejanya, suara seseorang membuat semunya berhenti dan menoleh pada asal suara.

"Gue ikut ya,"pinta Aurel menatap manik mata Aland.

"Lo bisa pergi sendiri," dingin Aland lalu pergi.

Ketiga sahabatnya saling pandang, lalu berjalan menyusul Aland meninggalkan Aurel yang sedang menggerutu tidak jelas.

"Lo harus jadi milik gue," gumam Aurel pada dirinya sendiri.

"Lo kenapa sih, Land. Ko aneh banget pas ada dia?" tanya Vano penuh curiga.

"Lo suka ya sama Aurel?" tanya Akmal.

"Awas aja kalo sampe lo bikin Ferra nangis, siap siap nih tangan mendarat di pipi mulus lo," ancam Farrel sambil mengangkat kepalan tangannya ke udara membuat Akmal dan Vano bergidik ngeri.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang