Chapter 29

12.6K 291 1
                                    

Saat ini Aland tengah duduk di sudut kasur sambil memancarkan senyuman manisnya. Ia mengingat kejadian tadi saat dirinya mengajak Ferra ke rooftop.

Flashback on

"Kenapa kakak ngajak kesini?" bingung Ferra.

"Aku mau ngobrol berdua sama kamu."

Ferra mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa tadi kamu nggak nglawan Aurel, hm?" Ferra menoleh.

"Maksud kakak marah gitu?"

"Ya semacam itulah."

"Kak dengerin aku ya kak, kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan, berarti sama aja aku sikapnya sama dia, jahat." jelas Ferra.

"Lagian nih yah kak, sekarang aku mau nanya sama kakak. Kakak percaya nggak sama aku?"

Aland mengangguk mantap. Jelaslah dirinya percaya. Salah satu penguat hubungan kan seberapa kuat kepercayaan mereka dalam menjalani hubungan. Kalau sampai salah satu dari mereka ada yang tidak percaya satu sama lain, bisa dikatakan itu cuma sia sia aja. True?

"Nah itu, aku juga percaya sama kakak kalau kakak sayang banget bahkan cinta sama aku 'kan?"

Lagi lagi Aland hanya mengangguk mantap.

"Maka dari itu aku nggak nglawan, karena cuma aku yang ada di hati kakak, di sini." tunjuk Ferra pada dada Aland sambil tersenyum manis.

Aland langsung menarik Ferra ke dalam dekapannya, Ferra dengan senang hati membalasnya. Diam diam ia tersenyum dalam dekapan Aland. Ia semakin mempererat dekapannya seakan ia tidak ingin melepaskannya.

Flashback off

Senyuman Aland langsung memudar kala seseorang mengetuk pintunya, itu Marizta, mamahnya.

"Aland, makan malam dulu!" teriak Marizta.

Ceklek

"Nanti Aland turun," dingin Aland.

Marizta senyum senyum gaje, sekarang anaknya sudah tidak membalasnya dengan hanya deheman saja, kini anaknya mulai membalasnya dengan kata kata. Semenjak Ferra masuk dalam kehidupan anaknya, sikap Aland mulai sedikit ada perubahan. Ia berharap Ferra bisa meluruhkan dinding es yang ada pada diri Aland. Ah sepertinya ia harus berterima kasih pada Ferra untuk ini.

Aland turun dengan setelan santainya. Menggunakan kaos putih polos dengan celana training hitam.

"Land, kapan kapan ajak Ferra kesini dong. Mama pengen ketemu sama calon mantu mama," ujar Marizta membuat Aland tersedak makanannya sendiri.

Uhukkk uhukkk

Aland langsung meneguk air yang ada di hadapannya dengan tergesa gesa.

"Mama bilang gitu aja langsung batuk batuk," ejek Alura.

"Oke," jawab Aland santai.

"Besok ya?" tanya Marizta.

"Iya besok Aland bawa Ferra kesini."

"Gue nggak bisa bayangin saat kakak ipar gue notabene nya adalah sahabat gue sendiri," ujar Alura berhayal sambil senyum senyum gaje.

"Kamu ini," kekeh Marizta.

Wijaya? Dia katanya nglembur di kantor, ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan malam ini juga.

Aland beranjak dari kursinya lalu melenggang pergi ke kamarnya. Sebelum tidur ia membuka ponselnya dan mulai mengetikkan sesuatu di sana.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang