Chapter 09

16.1K 436 3
                                    

"Kak Aland?" panggil Ferra yang sudah berada di samping Aland.

Mendengar suara, Aland membuka matanya dan menaikkan sebelah alisnya seolah berkata 'apa?'.

"Boleh duduk nggak kak?" tanya Ferra.

"Hm."

Ferra duduk di samping Aland yang memang sekarang posisinya sudah terduduk.

"Kak, lo pasti nggak masuk kelas gara-gara lo minjemin gue seragam ya?" tanya nya merasa bersalah.

Entah kenapa, saat ia berbicara dengan Aland seperti ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya sendiri, berbeda dengan Aland yang selalu bersikap dingin ke orang-orang. Entah Aland juga merasakannya atau tidak, Ferra tidak tau pasti.

"Nggak."

"Terus lo kenapa disini?" tanya Ferra lagi yang tidak di gubris oleh Aland.

"Kak kalo ada orang ngomong itu dengerin, dijawab kek, ini malah diem aja. Gue berasa ngomong sama patung!" gerutu Ferra yang kesal dengan sikap Aland.

Ni cupu ko ngomongnya kayak bukan cupu sih. tanya Aland dalam hati.

Aland menoleh ke arah Ferra lalu menaikkan sebelah alisnya membuat Ferra tambah kesal dengan Aland.

Aland tersenyum tipis, bahkan hampir seperti tidak terlihat bahwa ia sedang tersenyum sekarang. Perempuan yang berada di sampingnya ini mampu membuat Aland tersenyum.

Ferra mendengus kesal dengan menatap rumput yang sudah mulai panjang di hadapannya.

Hingga terdengar suara dari seseorang membuat keduanya menoleh ke belakang dan mereka membelalakkan matanya melihat sosok yang menyeramkan menurut siswa-siswi di sini. Bu Siti, selaku guru piket mengetahui mereka berdua duduk di bangku taman.

"Kalian ini, bukannya masuk pelajaran malah berduaan di taman, keliling lapangan!" tegas Bu Siti.

Aland membelalakkan matanya sedangkan Ferra hanya diam, mengenai hukuman sudah biasa ia dapat dari sekolah-sekolah lamannya.

"Dua puluh kali!" tambah Bu Siti lagi.

Mereka berdua berjalan menuju lapangan dengan perasaan masing-masing, Aland yang kesal karena ini pertama kalinya ia terkena hukuman dan Ferra yang sudah berkali kali terkena hukuman terlihat biasa saja, entah apa yang dirasakan olehnya.

Sampainya di lapangan, mereka berdua mulai berlari mengelilingi lapangan.

Sedangkan di kelas XI IPA 2 dan XII IPA 1 yang memang sama-sama freeclass sedang mendebatkan di mana Ferra maupun Aland berada, pasalnya mereka tidak terlihat batang hidungnya sejak kejadian Aland menarik Ferra.

Tiba tiba, kelas menjadi ramai. Para perempuan teriak histeris melihat 3 most wanted masuk ke kelas XI IPA 2.

Para most wanted itu berjalan memasuki kelas dan menghampiri meja Alura dkk.

"Kalian liat Aland nggak?" tanya Vano pada Alura dkk yang dijawab gelengan dari mereka.

"Bukannya Kak Aland itu sahabat kakak kakak pada?" ujar Aleta.

"Nah itu masalahnya, si Aland dari tadi nggak keliatan," ujar Akmal.

"Ferra juga dari tadi nggak ada. Apa jangan jangan Ferra sama kak Aland ya? kan tadi Ferra di tarik tuh tangannya di kantin," jelas Alura.

Ada rasa khawatir dalam benak Farrel. Namun ia mencoba untuk menyembunyikannya dari kedua sahabatnya.

"Kalo gitu kita cari mereka berdua," usul Alura.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang