"Sekarang rencana lo apaan nih?" tanya Donna pada Audi.
Mereka bertiga tepatnya Audi, Donna dan Helen sedang berada di gedung yang tak terpakai lagi.
"Gue punya rencana buat nyekap si cupu satu itu, siapa namanya sih," ujar Audi.
"Namanya Ferra," ujar Helen.
"Tapi gimana caranya, Di?" sambung Helen.
"Kita suruh orang buat bilang ke Ferra kalo Aland nyuruh dia buat ketemu di gudang ini. Setelah itu kita dorong dia dan kita mulai permainannya," jelas Audi.
"Gue setuju," ujar Helen dan Donna bersamaan.
"Sekarang kita keluar!" suruh Audi.
Audi menyapu pandangannya mencari seseorang untuknya suruh.
"Eh, lo sini," ujar Audi pada salah satu perempuan yang melintas di depan gudang.
"Gue?" tunjuk perempuan itu pada dirinya sendiri.
"Iya lo," ketus Helen.
Perempuan yang di ketahui anak kelas sepuluh pun menghampiri Audi.
"Ada apa ya kak?" tanya perempuan itu.
"Lo tau Ferra kan? anak kelas 11 IPA 2?" tanya Audi pada perempuan itu.
"Iya gue tau."
"Nah. Sekarang lo suruh dia kesini. Bilang aja, Kak Aland pengen ketemu," jelas Audi yang di angguki perempuan itu.
Perempuan itu berjalan meninggalkan Audi.
"Rasain lo Fer. Mau deketin Aland? Nggak akan bisa," remeh Audi sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.
¤¤¤¤¤
Ferra berjalan menuju kelas setelah pergi ke toilet sendirian. Karena sekarang jam pelajaran, ia pun menolak teman-temannya yang meminta menemani dirinya.
"Kak Ferra!" teriak seorang perempuan sambil berlari ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Ferra setelah perempuan itu sampai di depannya.
"Di cari kak Aland di depan gudang. Kakak suruh ke sana," ujar perempuan itu.
Ferra mengernyit bingung. Tidak biasanya Aland meminta untuk menemuinya. Aneh. Tapi ia berusaha menampis pikiran negatif yang bersarang di otaknya.
"Oke. Ntar gue ke sana. Makasih ya," ujar Ferra lembut.
Perempuan itu mengangguk dan berpamitan untuk pergi.
Ia berjalan menuju gudang untuk menemui Aland.
"Tu orang mana sih?" gerutu Ferra yang sama sekali tidak melihat keberadaan Aland.
Tiba-tiba saja, ada yang mendorongnya masuk ke dalam gudang. Ferra tersungkur, ia menatap lututnya yang mengeluarkan darah. Ia segera bangkit setelah mengetahui pintunya tertutup.
"Woi bukain!" teriak Ferra sambil menggedor pintu gudang.
Gelap, tidak ada cahaya sedikit pun di dalam gudang itu. Ia mulai panik, keringat dingin mulai bercucuran di dahinya, nafasnya mulai sesak. Ia tidak suka ruang gelap.
¤¤¤¤¤
"Si Ferra mana sih?!" dumel Aleta.
"Kita cari ayo!"
Mereka mulai mencari Ferra ke toilet, kantin bahkan rooftop. Ia juga mencoba ke taman belakang. Namun nihil, mereka sama sekali tidak menemukan Ferra. Mereka mulai panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start From You [Completed]
Teen FictionJudul sebelumnya Fake Nerd vs Cool Boy. (Part masih lengkap) Hidup bukan soal bagaimana cara nya berjuang untuk mendapat kenikmatan dunia. Tetapi bagaimana caranya berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perjalanan hidup bukan semua perkar...