Chapter 17

15.9K 377 4
                                    

"Fer. Emang bener lo sama Aland pacaran?" tanya Farrel.

"Gue aja nggak tau, tapi tadi pas di rooftop kak Aland masa bilang ke gue gini nih 'mulai hari ini, detik ini lo pacar gue'," ujar Ferra menirukan gaya bicara Aland.

Farrel terkekeh melihat kelakuan adiknya.

"Jadi lo pacaran dong sama Aland?" tanya Farrel memastikan.

"Iya," dengus Ferra.

"Tapi bang, gue belum ada rasa apa-apa sama kak Aland. Itu sama aja gue mainin perasaan kak Aland dong?"

"Fer. Cinta itu hadir karena terbiasa, kalo lo terus sama Aland, abang yakin lo juga bakal punya rasa sama Aland kaya rasa Aland ke lo."

"Huft. Bakal gue coba," pasrah Ferra.

Di sisi lain, seorang pemuda sedang melamun memikirkan ucapannya sendiri tadi siang. Dimana ia mengatakannya dengan santai bahwa Ferra adalah pacarnya.

Kok gue bisa ngomong gitu sih-batin Aland berteriak.

"Kak!" panggil Alura.

"Hm? kenapa?" tanya Aland.

"Kakak sama Ferra beneran pacaran?" ragu Alura.

"Hm."

"Wihhh. Seorang Aland bisa jatuh cinta? itu bukan karna kakak ingin nyelametin Ferra dari Audi kan?" tanya Alura mengintrogasi.

"Tapi kakak beneran suka kan sama Ferra?" tanya nya lagi.

"Menurut lo gue pura-pura gitu?"

"Kak inget, kita ngga boleh main main sama perasaan, apalagi Ferra itu cewek kak. Perasaan bukan buat dimainkan layaknya sebuah boneka kak. Inget itu ya kak," ujar Alura lalu pergi.

¤¤¤¤¤

"Ferra. Sini!" panggil Farrel melambaikan tangan ke arah Ferra.

Mereka berempat menghampiri meja yang ditempati Farrel dengan ketiga temannya.

"Cieee yang udah jadian," goda Akmal.

"Paan sih kak," ujar Ferra kesal.

Saat Ferra ingin meraih jus alpukat milik Farrel, tangannya di tarik oleh Aland, terpaksa ia bangkit dan mengikuti arah tujuan Aland.

"Kenapa ya kak?" tanya Ferra setelah mereka berdua sampai di rooftop.

"Ngga kenapa kenapa," dingin Aland.

"Masih dingin aja," gumam Ferra yang masih dapat di dengar oleh Aland.

"Fer!" panggil Aland.

Ferra menoleh masih dengan ekspresi kesal nya.

"Maafin gue." Ferra terkejut mendengar apa yang Aland utarakan.

"Maaf? buat apa ya kak?" bingung Ferra.

"Ya maaf aja," ujar Aland dengan ekspresi datarnya.

"Kak. Bisa nggak sih, kakak itu lembut dikit. Jangan dingin mulu!" kesal Ferra membuat Aland menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Aland menaikkan sebelah alisnya.

"Tau ah!" kesal Ferra hendak pergi namun tangannya di cekal oleh Aland.

"Gue bakal berusaha ngilangin sikap dingin gue. Demi lo," ujar Aland tersenyum manis.

Baru pertama kali Ferra melihat sosok di depannya ini tersenyum manis. Ferra tertegun melihatnya.

"Gue tau gue ganteng. Nggak usah segitunya kali ngliatin gue nya," goda Aland.

Sejak kapan sikap Aland seperti ini?

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang