Chapter 19

14.9K 348 1
                                    

Entah kenapa, Ferra ingin menangis sekarang.

Ia berlari menuju toilet untuk membasuh wajahnya. Setelah membasuh wajah, ia berjalan menghampiri teman-temannya di kantin.

"Abis kemana lo? lama amat," timpal Aleta.

"Nih. Gue udah pesenin lo makan, sekarang lo makan dulu," titah Farrel yang diangguki Ferra.

Ferra mulai melahap makanan yang disodorkan Farrel untuknya.

"Aland mana Fer?" tanya Vano.

Belum sempat Ferra menjawab, orang yang dibicarakan sudah muncul saja di belakang Ferra.

"Ke sini juga lo," ujar Vano yang tentunya mengarah pada Aland.

Aland tidak menggubris omongan Vano melainkan ia langsung duduk di samping Ferra. Melirik Ferra sekilas sebelum ia berkutat dengan ponselnya.

"Fer. Lo abis nangis ya?" tanya Belva.

"Iya mata lo merah," timpal Alura.

Yang lain menoleh ke arah Ferra. Tentu saja ia gelagapan saat mereka semua melihat ke arahnya.

"Eh nggak ko tadi cuma kelilipan doang," bohong Ferra.

"Yang bener lo?" tanya Belva memastikan.

"Iya bener," jawab Ferra berusaha tersenyum.

Drtttt drttt

Ponsel di saku Ferra bergetar, ia segera membukanya. Ferra mengernyit kan dahinya. Bukankah kini Aland duduk bersamanya? Bahkan mereka duduk berdampingan. Lantas mengapa Aland mengiriminya pesan? Mengapa tidak langsung berbicara padanya?

From : Kak Aland
Pulang sekolah tunggu aku di parkiran. Pulang sama aku. Nggak ada penolakan.

"Dari siapa Fer?" tanya Belva masih megunyah makanannya. Ferra melirik sejenak ke arah Aland.

"Kalo lagi makan diem dulu," ujar Farrel membuat Belva cengengesan.

"Biasa lah operator," bohong Ferra sambil menyimpan kembali ponsel miliknya.

"Yaudah. Gue ke kelas dulu ya. Bang bayarin makanan gue dulu," ujar Ferra lalu bangkit.

"Ferra kenapa sih, Land?" tanya Akmal pada Aland.

Aland mengendikkan bahunya acuh, padahal ia tau sendiri Ferra seperti itu pasti karena dirinya yang dengan santainya mengatakan bahwa cinta pertamanya bukanlah Ferra, melainkan Aurel.

¤¤¤¤¤

Bel pulang akhirnya berbunyi, membuat semua siswa bernafas lega.

"Pulang yuk," ajak Alura pada ketiga sahabatnya.

"Eh. Kalian duluan deh, gue bareng kak Aland," ujar Ferra.

"Oke oke. Kita duluan Bye," pamit Belva lalu pergi bersama Aleta juga Alura meninggalkan Ferra yang sedang mengemasi barang-barangnya sendirian di kelas.

Setelah dirasa sudah tidak ada yang tertinggal, ia memutuskan untuk pergi ke parkiran siapa tau Aland sudah menunggunya.

Benar saja, dari kejauhan ia melihat Aland yang sedang duduk di depan mobilnya. Dengan wajah datarnya, Ferra berjalan menghampiri Aland.

"Kak," panggil Ferra tanpa menatap Aland.

"Pulang sekarang?" tanya Aland.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang