Chapter 07

16.1K 472 15
                                    

"BANG!!" teriak Ferra sambil berlari ke arah kamar abangnya dan ia langsung membuka pintu tanpa izin dari pemilik kamar.

"Apaan lo," ujar Farrel yang kesal dengan kebiasaan adik kesayangannya itu.

"Gue tidur disini ya," pinta Ferra yang lansung merebahkan tubuhnya di kasur milik abangnya tanpa pesetujuan dari Farrel.

"Gue belum bilang setuju aja lo udah nangkring di kasur, yaudah boleh."

Farrel ikut merebahkan tubuhnya di samping Ferra. Ferra langsung memeluk tubuh abangnya dari samping. Dengan senang hati, Farrel membalas pelukan adiknya itu. Tak lama kemudian, mata Ferra sudah terpejam sempurna.

"Have a nice dream, my little sister," ucap Farrel lembut, lalu mengecup kening adiknya itu.

Ia ikut memejamkan matanya dengan posisi memeluk adiknya.

¤¤¤¤¤

Sinar matahari masuk ke kamar Farrel melalui celah celah gorden jendela kamar Farrel, membuat Farrel mengerjapkan matanya berkali kali.

"Dek, bangun," ujar Farrel berusaha membangunkan sang adek.

Masih tak ada respon.

"Dek, lo denger gue nggak sih," ujar Farrel sekali lagi.

Masih tak ada respon.

"Woi dek lo kebo bener dah!" Farrel mulai kesal dengan sifat Ferra yang sulit untuk dibangunkan.

Tiba-tiba, ide jahil muncul di pikiran Farrel.

"Nggak ada cara lain," ujar Farrel sambil senyum jahil.

Farrel mulai mengangkat tubuh mungil Ferra ala bridalstyle ke arah kamar Ferra. Tidak, lebih tepatnya kamar mandi yang ada di kamar Ferra.

Setelah pintu kamar mandi terbuka, Farrel menjatuhkan Ferra di bath-up membuat Ferra teriak histeris. Farrel terbahak sambil keluar dari kamar Ferra.

Ferra mandi dan bersiap sekolah. Setelah dirasa sudah siap, Ferra menuruni tangga dengan perasaan kesal.

"Makan dulu nih, gue udah bikin nasi goreng," ujar Farrel menyuruh Ferra makan.

Farrel emang pinter masak, walaupun cuma bisa masak nasi goreng. Tapi rasanya luar biasa.

"Lo kenapa kesel gitu sih?" tanya Farrel yang melihat wajah Ferra di tekuk.

"Lagian lo bikin gue kaget. Mana airnya dingin banget. Ngeselin lu bang!"

"Maaf deh, lagian salah lo juga dibangunin kagak bangun bangun juga."

"Ya nggak gitu juga kali caranya."

Selesai makan, mereka memutuskan untuk berangkat sekolah bersama.

Di dalam mobil, hening. Tak ada suara, hanya alunan musik yang mengalun di mobil Farrel.

"Bang," panggil Ferra.

"Kenapa?" tanya Farrel lembut.

Farrel memang terkadang menjengkelkan, tetapi laki-laki itu juga bisa menenangkannya. Itu yang ada dalam pikiran Ferra.

"Mamah sama papah pulang masih lama ya?"

"Masih lah, kan baru sehari."

Terdengar helaan nafas berat dari Ferra membuat Farrel tersenyum dan mengusap pucuk kepala adiknya itu.

"Disini ada abang, kalo mau minta sesuatu bilang ke abang aja." Ferra manggut manggut layaknya anak kecil.

¤¤¤¤¤

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang