Chapter 30

12.7K 299 3
                                    

Sepulang sekolah, Ferra berkunjung ke rumah Aland karena Marizta yang memintanya mau tidak mau ia harus ke sana.

Sesampainya di sana, entah kenapa dirinya menjadi tegang, ini pertama kalinya Ferra berkunjung ke rumah Aland, Kekasihnya.

Ferra emang bad, tapi untuk urusan seperti ini, sifat bad nya itu hilang entah kemana.

Duh kenapa gue jadi tegang gini sih -batin Ferra berteriak.

Aland yang melihat Ferra menutup matanya sambil menggigit bibir bawahnya langsung menggenggam tangan Ferra lembut, menyelipkan jari jarinya di sela sela jari Ferra. Ferra mendongak ke arah Aland, ia melihat Aland tengah tersenyum MANIS padanya.

Ferra speechless.

Kak plis, senyuman itu yang bikin gue speechless -batin Ferra berteriak histeris.

Aland melambaikan tanganya di depan wajah Ferra masih mempertahankan senyumannya itu.

"Hei."

Seketika Ferra salah tingkah. Apakah dia ketahuan tengah menatap Aland. Ah kenapa juga ia harus speechlees menatapnya. Bikin malu saja.

Ferra mengalihkan padangannya dari Aland, ia takut Aland mengetahui bahwa pipinya sudah semerah tomat sekarang.

"Cieee blushing nih," goda Aland menyenggol bahu Ferra berkali kali membuat Ferra sempat terhuyung ke samping.

"Ish kak!" kesal Ferra.

Aland sudah tertawa terbahak-bahak namun tawanya hilang seketika mendengar suara teriakan seseorang.

"Woi lo berdua, kapan masuknya? Pacaran mulu!" teriak Alura dari arah pintu sambil bersidekap.

Mereka berdua masuk dengan tangan Aland menggenggam erat tangan Ferra. Saat melewati Alura di ambang pintu, Alura langsung menyindirnya.

"Pegangan aja terus, nggak liat disini ada jomblo apa ya?" sindir Alura.

"Makannya cari pacar sana, tuh kak Akmal ada," ejek Ferra.

"Amit amit gue sama dia."

"Hus, Lura kamu nggak boleh bilang kayak gitu. Kalo jodoh gimana hayo?"

Itu bukan suara Aland maupun Ferra, apalagi suara Alura. Itu suara Marizta, mamahnya yang datang tiba-tiba dan langsung nyamber aja omongan Alura.

"Ih mamah," rajuk Alura membuat Ferra tersenyum kemenangan.

"Eh, ini yang namanya Ferra ya?" tanya Marizta.

Ferra mengangguk lalu mencium tangan Marizta.

"Iyah tante, saya Ferra," balas Ferra tersenyum canggung.

"Yaudah Aland ke kamar dulu," dingin Aland lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Ayo duduk dulu," suruh Marizta.

Ferra hanya mengangguk lalu mengikuti Marizta dari belakang. Sesampainya mereka di ruang tengah, mereka duduk di sofa yang sama.

"Alura. Tolong bikin air buat calon menantu mama ya," suruh Marizta pada Alura.

Ferra menundukan kepalanya karena malu, Marizta mengatakan 'calon menantu mama'. Otomatis itu ditujukan untuk dirinya kan? Hanya ada mereka bertiga di ruang tengah ini.

Alura yang melihatnya menunjukkan smirk nya berniat menggoda Ferra dengan ejekkannya.

"Yang malu malu ya ada," ejek Alura.

Ah sial, kenapa Alura menambah dirinya malu saja, apalagi ini di depan Marizta. Ya ampun ada ada saja.

Marizta terkekeh melihat Ferra yang menunduk malu.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang