Chapter 31

12.3K 290 7
                                    

Saat ini mereka semua berada di kantin sejak lima menit yang lalu. Semenjak kejadian kemarin, Ferra lebih terlihat diam, tidak seperti Ferra yang mereka kenal, yang bad, urakan, blak-blakan, jail.

Bahkan teman-temannya pun bingung ada apa dengan Ferra? apa Ferra dengan Aland berantem? pikir mereka. Aland yang bingung bagaimana cara menjelaskannya pun mengacak rambutnya frustasi.

Mereka ber-delapan sudah menjadi teman sejak kejadian di kantin dulu dimana Ferra terkena tumpahan jus. Masih ingat kan?

"Lo kenapa sih Fer?" tanya Belva.

Ferra menggeleng.

"Cerita sama kita," lembut Farrel.

"Iya lo kenapa sih dari tadi diem mulu?" bingung Akmal. Lagi lagi Ferra menggeleng.

"Fer?" panggil Aland. Ferra diam.

"Ferra," panggil Aland sekali lagi.

Masih sama. Diam.

"Lo berdua berantem?" tanya Vano.

Ferra diam dan lebih memilih memainkan ponselnya.

"Hai, Land!" sapa Aurel langsung duduk di samping kanan Aland.

Ferra? Ferra kini duduk diapit oleh Farrel di sebelah kanan dan Akmal di sebelah kiri. Itu artinya, tempat duduk Ferra berseberangan dengan Aland.

"Udah makan?" tanya Aurel yang tidak digubris oleh Aland.

Yang lain hanya mendecih pelan, bahkan orang-orang yang berada di kantin tidak segan-segannya untuk mencibir Aurel.

"Aland? ko diem aja sih?" rengek Aurel bergelayut manja di lengan kekar Aland.

"Eh lo. Lepasin tangan kak Aland," ketus Alura.

"Eh, adik ipar jangan ketus gitu dong."

"Cih. Adik ipar? Jangan ngimpi!" teriak Alura.

"Kalian denger ya, Aland sama gue itu dulunya sama sama suka. Jadi Aland itu cinta pertama gue dan gue cinta pertama Aland," bangga Aurel.

Mendengar semua itu, ingatan Ferra kembali pada sebuah foto yang terdapat Aland juga Aurel tengah tertawa bersama.

Ia pun bangkit dari duduk nya lalu berlari meninggalkan kantin.

'Eh itu Ferra kenapa?'

'Ko lari lari?'

'Cantik ko nangis?'

'Sini sini kakak peluk.'

'Kak Ferra kenapa?'

Seperti itulah pertanyaan pertanyaan yang didengar Ferra.

Ferra melangkahkan kakinya menuju rooftop.

¤¤¤

Seperginya Ferra dari kantin, Aland semakin dibuat kacau, bagaimana cara dia menjelaskannya.

"Arrghhh!" teriak Aland sambil mengacak rambutnya kasar.

"Lo berantem sama Ferra, Land?" tanya Belva memicingkan matanya.

Aland menghela nafas lelah kemudian dia menceritakan semuanya.

"Lo sih, masih disimpen aja fotonya," garang Vano.

"Ya wajarlah Aland masih nyimpen foto gue, orang gue cinta pertamanya," bangga Aurel menyibakkan rambutnya ke belakang.

"Ya pantes Ferra kayak gitu, cewek mana yang nggak sedih, yang nggak marah, yang nggak cemburu liat galeri pacarnya sendiri yang masih nyimpen foto masa lalunya!" dumel Aleta.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang