Chapter 12

15.3K 402 0
                                    

"Lo kenapa sih, Land?" tanya Vano.

Aland hanya mengendikkan bahunya tanda acuh sambil melangkah meninggalkan teman-temannya.

"Dia kenapa sih?" tanya Vano pada Kedua temannya.

"Nggak tau gue, berasa ada yang beda dari dia. Dia kenapa sih?"

"Atau jangan jangan dia cemburu sama lo, Rel. Kemarin pas di UKS pas lo ngomong pengen obatin siapa sih itu namanya gue lupa, Si Aland pergi kan," timpal Akmal membuat kedua temannya menoleh ke arahnya.

"Hahaha!" tawa Farrel pecah

"Kenapa lo ketawa?" tanya Vano menautkan alisnya. Perkataan Vano barusan berhasil membuat Farrel menghentikkan tawa nya.

"Ngga ada," ketus Farrel.

Aland cemburu sama gue? yang bener aja, gue abangnya. batin Farrel.

"Kelas kuy lah. Bentar lagi bel," ujar Vano lalu bangkit keluar dari rooftop diikuti Farrel dan Akmal yang mengekor di belakangnya.

Sesampainya di kelas, ia tidak menemukan Aland. Kemana dia? pikir mereka bertiga.

"Nggak biasanya tuh orang kayak gini," ujar Akmal.

"Istirahat kita cari," timpal Farrel.

Mereka bertiga mengikuti pelajaran seperti biasanya. Mereka bertiga sekaligus Aland tidak pernah membolos pelajaran, tapi untuk Aland sekarang tidak lagi. Buktinya ia tidak ada di dalam kelas. Entah pergi kemana ia sekarang ini.

Sedangkan di sisi lain, seorang pemuda sedang memejamkan matanya dengan menyenderkan kepalanya di pohon.

Kenapa gue ngrasa kalo Ferra itu kaya Ferra adeknya Farrel ya?-batin Aland.

Aland menggelengkan kepalanya berusaha menampis pikiran bodoh itu. Ia membuka matanya ketika merasakan seseorang menghalangi sinar matahari yang menerpa wajahnya.

Ia melihat seorang perempuan yang tengah tersenyum manis kepadanya. Aland terpukau dibuatnya.

"Ngapain?" dingin Aland.

"Nggak ngapa-ngapain. Pengin kesini aja, boleh kan?"

"Hm."

"Lo kenapa nggak masuk kelas kak?" tanya Ferra.

"Pengen."

Ferra hanya menganggukkan kepala sambil ber-oh ria.

"Nama lo Ferra kan," ujar Aland masih dengan nada dingin.

"Iya nama gue Ferra Alaina, nama kakak eum," ujar Ferra sambil berfikir.

"Aland."

Ferra menatap ke arah depan, seketika matanya berbinar melihat bunga-bunga indah yang ditanam di taman belakang sekolah, ia pun bangkit, dengan segera ia berjalan cepat menghampiri bunga-bunga indah itu. Ferra sangat menyukai bunga.

"Kak ini indah banget. Kyaaa!" girang Ferra seperti anak kecil.

Dari kejauhan, Aland tersenyum tipis melihat tingkah Ferra yang seperti anak-anak.

"Aneh," gumam Aland.

Ferra kembali menghampiri Aland dengan beberapa tangkai bunga di tangannya.

Namun, belum sampai ia pada Aland, tali sepatunya terlepas, hingga tak sengaja ia menginjaknya, dan berakhir tersungkur di tanah.

Aland yang melihatnya langsung berlari kecil menuju Ferra. Bukan untuk membantu nya. Laki-laki itu hanya bersidekap dada di hadapan gadis itu.

"Yah, bunga nya," ujar Ferra dramatis melihat bunga yang ia petik rusak akibat tertindih tubuhnya sendiri.

Start From You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang