Sebuah keluarga kecil sedang berkumpul bersama seorang anak perempuan yang begitu cantik, bulu matanya yang lentik, bibirnya yang merah ranum dan pipinya yang gembul.
Anak kecil dengan rambut yang dikuncir dua berlari-lari kecil di taman rumahnya sendiri.
"Nenek!" begitu antusias anak kecil itu memanggil saat neneknya datang bersama dengan kakek.
"Hai, cucu nenek. Udah besar ya, cantik banget sih." pujinya seraya membawa anak kecil itu di gendongannya.
"Bunda sama ayah dimana?" tanya sang kakek.
"Disana." tunjuknya pada dua orang yang berada di samping rumah.
"Nenek sama kakek ke sana dulu ya," ujarnya sambil menurunkan anak kecil itu dengan lihai. Anak kecil itu pun menggangguk kecil sambil melihat tanaman bunga yang ada di hadapannya.
Sepasang suami istri itu berjalan menghampiri kedua orang tua sang anak yang sedang sibuk menata tanaman rumahnya.
"Loh, mamah, papah. Kapan sampai nya?"
"Barusan tadi, Rara di depan sendirian. Kenapa nggak kalian awasin?"
"Rara udah biasa mah, dia suka bunga, nggak bakal kemana mana."
"Tapi kan dia-
"Ayah, bunda!"
Ucapan sang nenek terhenti ketika teriakan anak kecil memenuhi indera pendengaran mereka. Dengan perasaan khawatir, mereka semua berlari menuju sumber suara. Berharap tidak terjadi apa-apa dengan anak kecil itu.
"Kenapa sayang?" panik Ferra disusul Aland di belakangnya.
Anak perempuan itu menunjuk sesuatu dengan mata yang berbinar. Ferra dengan Aland bernafas lega, ternyata anak mereka menunjuk pada bunga-bunga cantik yang bermekaran di taman.
Nayara Freina Wijaya, yang mempunyai nama panggilan Rara. Sosok anak kecil yang kini mengisi hari hari Aland juga Ferra. Sosok anak kecil yang menginjak usia 4 tahun. Dia memiliki kemiripan dengan ibunya. Salah satunya yaitu sama-sama menyukai bunga.
Mereka semua menghela nafas lega, rupanya Rara hanya terpekik melihat salah satu bunga dari berbagai bunga di taman rumahnya. Bunga itu hanya memiliki 2 tangkai dari akar yang sama.
"Loh, sejak kapan ada bunga itu disini? Perasaan aku nggak pernah tanam itu," ujarnya bingung.
"Itu aku yang tanam," timpal Aland. Ferra pun mengangguk paham.
Setelahnya, Aland berjongkok, menyamakan tinggi nya dengan putri kecil nya.
"Rara pengen bunga itu?" tawar Aland membuatnya mengangguk antusias.
"Mau!" pekik Rara membuat kedua orang tuanya terkekeh. Aland segera memetikkan satu tangkai bunga yang tadi ditunjuk anaknya.
"Makasih Ayah, Rara sayang ayah," ujar Rara setelah menerima pemberian bunga dari ayahnya.
Cupp
Aland terkekeh karena putrinya mencium pipinya dengan tiba-tiba.
"Ayah doang nih yang dicium? Bunda enggak? Oke bunda marah," rajuk Ferra pura-pura membuat Rara cemberut.
"Bunda kok marah sama Rara? Sini deh Bunda, Rara cium pipi bunda kayak ayah," ujar Rara.
Dengan senang hati, Ferra mengarahkan pipinya pada putrinya itu. Dan tanpa babibu, Rara langsung mencium sebelah pipi Ferra. Ferra langsung memeluk putrinya dengan sayang, Aland ingin mengabadikan moment itu, dia merogoh sakunya, diarahkannya benda pipih tersebut pada anak ibu yang kini sedang berpelukan. Setelah selesai memotretnya, Aland menghampiri istri dan juga anaknya kemudian ikut berpelukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/181688143-288-k547747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Start From You [Completed]
Fiksi RemajaJudul sebelumnya Fake Nerd vs Cool Boy. (Part masih lengkap) Hidup bukan soal bagaimana cara nya berjuang untuk mendapat kenikmatan dunia. Tetapi bagaimana caranya berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perjalanan hidup bukan semua perkar...