Part 4

692 70 13
                                    

♥♥♥
Kampus

  Setelah semalam Rara diajari Afisan kini Rara sudah bisa menguasai lagu yang cukup asing ditelinga Rara itu. Entah kenapa Rara begitu cepat menangkap apa yang Afisan ajarkan. Mungkin baru kali ini Rara menemukan Partner yang punya mimpi yang sama dengannya.

"Gimana Ra? Udah bisa?" Tanya Putri yang membuyarkan lamunan Rara.

"Udah kok Put, semalem gue di ospek in Afisan sampai larut malem" Ujar Rara terkekeh. Dia teringat bagaimana semalam dia sangat bahagia chatting dengan Afisan. Dia merasa sangat nyambung jika dengan Afisan.

"Ciee .. Udah akrab aja nih" Sahut Elsa.

"Apa sih Sa, gue cuma partner nyanyi, tapi gue seneng loh kenal Afisan, dia baik dan punya impian yang sama kayak gue. Sedangkan yang gue tau Ayah dan Bunda gak begitu dukung gue, Ivan juga gak dukung gue jadi penyanyi dan yang gue tau juga sebenarnya lu berdua kan gak begitu suka sama dangdut" Ujar Rara panjang kali lebar tapi cukup membuat Putri dan Elsa berdecak.

"Iya sih Ra, tapi gak papalah bantu lu, itung-itung amal" Ujar Putri.

"Trus besok berangkat jam berapa?" Tanya Rara.

"Jam 4 sore ya Ra, besok lu sama Afisan aja, Afisan kan gak tau tempatnya, gue tunggu lu disana besok" Ujar Putri.

"Oke dehh" Ujar Rara.

  Tak lama kemudian Rara masuk ke fakultasnya, sedangkan Putri ke fakultas Hukum dan Elsa ke fakultas sastra. Dikelas Rara belum melihat kedatangan Afisan.

"Ah masih jam setengah 10 juga, pasti Afisan masih dijalan" Gumam Rara sambil melihat jam tangannya.

"Raa.. Kamu kenapa kayak lagi mikir gitu?" Tanya Bella.

"Gak papa kok kak" Ujar Rara.

♥♥♥
Afisan Posisi

"Hari ini kalian gak usah ngampus dulu yaa... Kalian harus ke makam mama untuk minta restu menjalani semester pertama untuk Afisan dan semester ke-5 untuk kamu Affan" Ujar Reza yang mengemudikan mobilnya menuju makam mama Afisan. Affan dan Afisan hanya mengangguk.

"Gue harus whatsapp Rara" Gumam Afisan.

Tiyara Ramadhani
"Ra, hari ini gue gak bisa ngampus dulu ada urusan penting sama Papa dan bang Affan. Jadi besok kamu share alamat rumah kamu yaa.. Aku jemput"

  Afisan langsung mematikan hpnya. Pandangannya kosong ke arah jendela. Fikirannya melayang membayangkan esok hari pertamanya menyanyi dangdut didepan umum. Tapi disisi lain Afisan takut papanya tau.

  Tak lama kemudian Afisan tiba dimakam mamanya. Memang belum lama dia datang kemakam mamanya, terakhir saat dia akan ujian nasional saat masih SMA. Afisan selalu merindukan mamanya, bahkan hampir setiap kedatangannya dimakam itu, dia meneteskan airmatanya, airmata kerinduan pada sosok mama yang merawatnya. Afisan langsung duduk memegang nisan mamanya.

"Ma, Afisan rindu" Ujar Afisan.

"Affan juga Ma" Ujar Affan yang baru datang lalu ikut duduk di samping Afisan.
Reza membiarkan kedua anaknya bercerita tentang banyak hal, dia memang sengaja mengajak anaknya kesini agar kedua anaknya tak melupakan restu mamanya.

"Maa, kemarin hari pertama Afisan kuliah, kuliah di universitas yang papa bangun, Afisan ambil fakultas ekonomi. Ya emang sih gak sesuai sama mimpi Afisan tapi Afisan suka kok maa.. Afisan kenal Rara ma, dia punya mimpi yang sama kayak Afisan, Afisan banyak belajar dari Rara.. Rara baik maa.. Pasti dari sana mama bisa lihat Rara kan? Cantik ya ma?" Afisan bercerita banyak hal tentang pengalaman pertama di kampus nya.

  Affan hanya memperhatikan adiknya yang bercerita banyak hal. Affan mulai tertawa kecil, menyadari Afisan bukan bercerita tentang dirinya tapi tentang Rara.

"Maa.. Tau gak? Afisan seneng banget kalau dekat dengan Rara berbagi banyak pengetahuan tentang lagu dangdut, Rara nggak kayak cewek-cewek temen Afisan di SMA dulu ma, yang hobby nya deketin Afisan dan hanya mau uang Afisan padahal kan Afisan dapat uang dari papa.. Tapi Rara beda loh ma.. Rara gak minta apa-apa tu maa.. Rara apa adanya meskipun kita baru kenal sehari" Afisan menambahkan ceritanya lebih panjang dengan sesekali tersenyum menrawang kelangit.

"Gue udah selesai bang, Abang gak mau cerita?" Tanya Afisan.

"Biar apa dek?" Tanya Affan.

"Biar Abang lega" Ujar Afisan.

"Gimana caranya dek? Abang kan gak pernah cerita sama mama dek, setiap kesini satu jam kamu habisin buat cerita" Ujar Affan dengan tawa nya.

"Hehehe yaudah Afisan udah selesai kok bang, belum banyak yang Afisan mau bagi sama Mama, sekarang Abang yaa" Ujar Afisan.

"Iya dek, tapi Abang cuma cerita sedikit kok" Ujar Affan. Afisan hanya mengangguk. Sedangkan Reza menunggu mereka berdua selesai bicara pada mamanya.

"Maa.. Ini Affan, kangen deh sama mama, oh ya Affan sekarang udah kuliah semester 5 ma di fakultas kedokteran, ini maunya papa ma, tapi Affan ikhlas asal papa bahagia, mama juga bahagia yaa, tapi maa.. Affan gak setuju kalau Afisan juga ngorbanin mimpinya buat papa, cukup Affan maa.. Affan sayang papa, mama dan Afisan" Ujar Affan sambil tersenyum menutupi airmatanya.

"Makasih bang" Ujar Afisan memeluk Abangnya. Affan membalasnya.

"Iya dek sama-sama, udah setengah 12 nih pulang yuk, papa juga udah nunggu" Ujar Affan.

"Iya Bang" Ujar Afisan. Mereka langsung menuju mobil dan bergegas pulang bersama papanya.

♥♥♥
Kampus

  Rara mengikuti pelajaran dosennya hari ini dengan agak bingung, kenapa Afisan gak ngampus hari ini. Rara membuka hpnya ada notif dari Afisan.

Afisan Zakarya

"Ra, hari ini gue gak bisa ngampus dulu ada urusan penting sama Papa dan bang Affan. Jadi besok kamu share alamat rumah kamu yaa.. Aku jemput"

"Iya San gak papa, besok gue kirim alamat rumah gue, gue tunggu besok, jam setengah 3 sore lu on the way ya San"

  Rara mematikan data selulernya dan bergegas pulang bersama Bella kakaknya.

"Kakk.." Panggil Rara.

"Iya Ra? Kenapa?" Tanya Bella.

"Weekend Ivan mau kesini" Ujar Rara.

"Ya bagus dong Ra, kan Ivan pacar kamu Ra.." Ujar Bella.

"Tapi kakk..." Ujar Rara.

"Tapi kenapa Ra?" Tanya Bella.

"Emmm... Rara rasa..." Rara menggantungkan biacaranya.
.
.
.
Bersambung...

Hai hai guyss..
Gimana nih part kali ini?
Like gak nih??
Trus lanjut atau stop aja?

Jangan lupa Vote dan Comment yaa..
Author selalu tunggu...

Follow Ig:
@jnations_wikaayu354

Salam dari:
Wika Ayu Nur Rohmani✌
Terimakasih...

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang