"Kufikir hari sulit itu sudah usai.. Nyatanya baru akan dimulai"
-Tiyara Ramadhani-***
3 minggu berlalu setelah pertemuan dengan Ivan dibutik waktu itu. Hubungan Ivan dan Rara membaik, tapi sebaliknya.. Hubungan Afisan dan Rara yang tengah diberi permasalahan.
Tak punya waktu.
Satu-satunya alasan Rara dan Afisan jarang bertemu. Bahkan ketika seminggu lagi hari H pernikahan mereka. Seperti hari ini, ketika Rara ingin makan malam dengan Afisan, Afisan justru tengah bersiap-siap ke Bali .
"San.... Kamu tu jangan sibuk teruss" Rengek Rara.
"Tapi raa.. Aku harus kesana sekarang. Hotel baru aja buka cabang dan aku harus bantu paman. Kamu tau kan Nadin masih sekolah jadi paman gak bi-"
"Iya aku tau paman kewalahan. Tapi seminggu lagi kita nikah san. Dan kamu... Gak pernah ada waktu lagi buat aku" Sela Rara.
"Raa...." Panggil Afisan.
"Sampai kapan sih aku harus ngertiin kamu. Dulu kamu selalu ada buat aku saat Ivan gak ada. Dan sekarang? Kamu gak pernah ada buat aku, kayak Ivan dulu. Kamu mau ada cowok lain yang gantiin posisi kamu?" Tanya Rara.
"Sstt... Jangan ngomong gitu Ra. Aku kerja juga buat masadepan kita. Kamu tau sendiri kan, cuma aku harapan papa buat nerusin semua perusahaannya" Ujar Afisan.
"Aku capek ngertiin kamu. Aku capek harus ngalah. Aku capek ngeluangin waktu buat kamu. Tapi kamu seakan gak peduli. Kamu tau san? Aku capek!!" Keluh Rara dengan airmata yang keluar dari tempatnya. Lalu pergi meninggalkan Afisan yang terus-terusan memanggil namanya.
"Ra.. Maaff aku harus ngelakuin ini" Gumam Afisan.
***
Rara masih terus berjalan pulang. Berjalan dengan airmata dan kekecewaan. Kecewa karna Afisannya yang tiba-tiba berubah jadi laki-laki yang gila kerja dan selalu sibuk.
"Kenapa san? Kenapa saat kita udah mau nikah malah kamu berubah gini" Keluh Rara.
Rara masih tetap berjalan dengan penampilan yang berantakan. Hingga ada satu mobil yang begitu dikenalinya berhenti tepat disampingnya. Rara berhenti sejenak.
Lalu pemilik mobil itu keluar dan Rara langsung saja memeluk laki-laki itu.
"Lo kenapa nangis gini sih dek? Ini juga ngapain jalan kayak gini? Tadi katanya mau ketemu sama Afisan?" Tanya Ridwan. Ya, laki-laki itu adalah Ridwan yang kebetulan baru pulang dari rumah sakit.
"Afisan bang..." Rengek Rara dengan airmata yang masih tetap mengalir dari matanya.
"Kenapa dek?" Tanya Ridwan.
"Dia lebih milih berangkat ke Bali daripada pergi sama gue bang..." Ujar Rara.
Ridwan yang sudah faham dan mengerti masalahnya hanya tersenyum.
"Udah deh lo jangan nangis gini dek. Tunggu aja nanti sampai Afisan pulang, atau ngasih kabar" Ujar Ridwan.
"Kenapa sih bang... Dulu sebelum gue sama Afisan pacaran, dia selalu ada buat gue. Tapi semenjak pertunangan itu sampai hari ini, ada aja masalah gue sama Afisan" Keluh Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)
RandomKisah 2 orang yang memiliki mimpi atau cita-cita yang sama tapi ada pertentangan dari orang tua.