Part 14

571 63 10
                                    

"Minggu depan gue kesini seperti biasa, tapi minggu depannya lagi gue mau lo ikut gue ke Bandung, kita weekend disana saja biar lo gak bisa ninggalin gue gitu aja kayak kemarin malam. Nanti gue yang izin sama Ayah dan Bunda" Ujar Ivan dengan penuh penekanan.

Rara terdiam.

"Kalo 2 minggu lagi lo gak bisa dan nolak. Gue rasa itu jawaban hubungan kita sampai disini" Ujar Ivan tegas lalu meninggalkan Rara pergi.

----------

    Sesaat kemudian, Rara menangis mengingat segala ucapan Ivan padanya. Dia sangat-sangat merasa bersalah telah membuat Ivan kecewa. Lalu Bella kakaknya yang sedari tadi memang melihat Rara dan Ivan bertengkar dari dalam rumah keluar dan memeluk tubuh Rara yang melemah.

"Ra, sabar ya.. Ivan hanya sedang emosi nanti kalau sudah baik dia akan memikirkan kembali perkataannya" Ujar Bella.

"Tapi kak, sudah 2 tahun aku menjalani hubungan dengan Ivan dia tak pernah semarah ini kak, hingga dia mengancam mengakhiri hubungan ini. Rara ngerasa bersalah banget kak" Ujar Rara dengan sedikit terisak.

"Semua akan baik-baik aja Ra, percaya sama kakak" Ujar Bella tersenyum lalu menuntun Rara masuk kekamarnya.

  Setelah Rara tenang Bella keluar dari kamar Rara.

'Raa,, memang seharusnya hubungan kamu dan Ivan berakhir. Karna percuma Ayah dan Bunda sudah memilih Afisan untuk mendampingimu. Ayah dan Bunda mengizinkanmu dengan Ivan ya hanya karna mereka fikir kamu tak akan mencintai Ivan' Batin Bella.

"Heyy" Teriak Ridwan yang menyadarkan lamunan Bella. Membuat Bella terkejut dan memegangi dadanya dimana jantungnya berdetak tak normal.

"Abang ih" Ujar Bella kesal.

"Lagian kamu ngelamun mulu dek" Ujar Ridwan.
(Btw, Ridwan dan Rara kalau ngomong sama Bella emang aku kamu ya guys bukan lo gue. Karna Bella wanita yang lembut)

"Lagi mikirin rara bang, dia habis berantem sama Ivan" Ujar Bella.

"Ah laki-laki itu lagi. Udahlah biarin aja dek, malah lebih baik lagi kalau mereka putus. Trus abang bisa deketin rara sama afisan" Ujar Ridwan.

"Bang, bella boleh nanya?" Ujar Bella ragu.

"Nanya aja kali dek" Ujar Ridwan. Mereka lalu berjalan menuju soffa untuk duduk.

"Salah gak sih kalau Bella.. Emm kalau aku suka sama bang affan" Ujar Bella gugup.

  Ridwan yang melihat ekspresi adiknya yang berkata jujur itu hanya tersenyum.

"Cie adek abang udah mulai jatuh cinta" Goda ridwan.

Bella hanya tersenyum malu. Pasalnya Ridwan jadi orang pertama yang mendengar curhatannya tentang Affan.

"Abang gak kaget sih kamu bilang suka sama Affan. Abang udah tau dari dulu. Kamu tuh kalau lagi di deket Affan pasti gugup. Padahal kalau sama orang lain biasa aja" Ujar Ridwan tertawa geli membayangkan setiap kali adiknya gugup ketika bertemu Affan sahabatnya.

"Tapi bang, Afisan kan udah dijodohin sama Rara, jadi aku udah gak bisa sama Affan" Ujar Bella.

"Kenapa gak bisa dek?" Tanya Ridwan.

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang