"Aku cuma mau kamubahagia, apapun itu caranya. Karna aku gak tau kapan kita bisa bersatu. Sementara masih ada orang lain yang mencintaimu"
-Afisan Zakarya-
***
♥♥♥
Rumah Sakit, BandungSiang ini, Rara dan keluarganya sudah sampai di rumah sakit tempat Afisan dirawat. Affan yang menjemput mereka tadi. Rara langsung menemui Afisan. Dan seluruh keluarganya membiarkan Rara bicara dengan Afisan.
"San.." Lirih Rara.
"Kamu cepet sembuh ya.. Aku gak mau lihat kamu kayak gini. Aku gak mau lihat wajah kamu yang pucat kayak gini. Aku mau lihat kamu senyum lagi" Ujar Rara dengan suara serak nya. Rara menangis sekarang. Dia rindu Afisannya yang ceria.
"San, bangun dong. Udah lama kita gak ketemu, tapi sekalinya kita ketemu kamu malah kayak gini. San, hiks hiks bangun yaa.. Aku disini nungguin kamu san. Bahkan hari ini aku batalin pergi ke Surabaya buat kamu. Hiks hiks Masa iya kamu mau tidur terus saat aku kesini san?" Ujar Rara di sela tangisnya.
Tak lama kemudian, Affan, Aldi dan Rasti masuk ke ruangan Afisan.
"Ra, sabar ya" Ujar Rasti.
Rara masih menangis sesenggukan.
"Di, di apartemen Afisan ada cctv gak sih?" Tanya Affan.
"Di dalam apartemen sih gak ada bang. Adanya cuma di lobby sama di depan pintu apartemen Afisan bang" Ujar Aldi.
"Kita cek sekarang" Ujar Affan.
"Memangnya siapa yang kalian curigai bang?" Tanya Rara.
"Ivan ra" Ujar Affan.
Mata Rara terbelalak kaget.
"Ivan? Gue gak percaya Ivan tega sama Afisan bang. Padahal kan karna Afisan dia batal tunangan sama Rasti" Ujar Rara. Airmatanya kembali jatuh.
Rasti merangkul Rara, memberikan kekuatan untuk Rara.
"Yaudah sekarang kita pastikan semuanya. Setelah Afisan sadar baru kita selesaikan di jalur hukum. Tergantung persetujuan Afisan" Ujar Affan.
Mereka langsung bergegas ke apartemen Afisan, Ridwan dan Bella juga.
30 menit perjalanan akhirnya mereka tiba di apartemen Afisan.
Mereka segera ke kamar Afisan karna perangkat cctv nya di letakkan di kamar Afisan.
Affan melihat kejadian kemarin. Disana terlihat ada tamu yang datang tapi membelakangi kamera.Sesaat kemudian Afisan membuka pintu lalu orang itu memukul Afisan berkali-kali hingga Afisan terkapar di lantai. Afisan bangkit tapi dipukul lagi hingga akhirnya Afisan di tarik berdiri lalu di dorong masuk dan di dorong lagi ke arah tembok dengan keras hingga Afisan jatuh tersungkur dilantai. Orang itu segera pergi dan betapa terkejutnya Rara melihatnya.
"Ivan?" Rara menangis histeris melihat Afisan yang tak berdaya karna mantan kekasihnya itu. Bella dan Rasti mencoba menenangkan Rara.
"Kurang ajar!!" Ujar Ridwan marah. "Berani-berani nya dia nyakitin Afisan!!"
"Kita gak boleh tinggal diam, ini harus segera diselesaikan" Ujar Aldi.
"Tapi kita harus nunggu Afisan sadar, baru gue serahin ini ke polisi" Ujar Affan.
Mereka segera kembali ke rumah sakit setelah mengetahui semuanya.
***
Hari-hari berlalu. Sudah seminggu Afisan terbaring koma, dan Rara setia menemaninya. Tapi 3 hari terakhir kondisi Afisan melemah, kadang juga tiba-tiba detak jantung Afisan terhenti. Tapi keajaiban Afisan masih bertahan hingga hari ini meskipun kondisinya sangat lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)
RandomKisah 2 orang yang memiliki mimpi atau cita-cita yang sama tapi ada pertentangan dari orang tua.