Part 44

474 66 9
                                    

"Berharap-harap cemas"
-Tiyara Ramadhani-

***

Dan setelahnya Fia langsung...

"Hiks hiks" isak tangis Fia.

Seketika badannya lemas dan menjatuhkan pisau itu kelantai.

"Hikss.. Gue sayang sama lo kak, gue hanya.. Gak mau kehilangan lo!" Ujar Fia di sela isakannya.

"Ra.. Gue tanya sama lo. Bukannya cinta harus di perjuangin? Apa salah gur egois karna cinta ra? Kasih tau gue ra" Ujar Fia sambil mengguncang-ngguncangkan tubuh Rara.

"Semua orang ninggalin gue Ra!! Gue bukan orang yang di inginkan. Orang tua gue.. Hikss.. Mereka bahkan ninggalin gue. Hanya orang tua angkat dan keluarga kak Yudha yang gue punya. Gue kesepian. Gue sedih saat orang-orang yang gue cintai ninggalin gue satu persatu" Ujar Fia. Tubuhnya bergetar hebat.

Rara yang mendengarnya pun ikut meneteskan airmata. Kisah Fia sama seperti Bella kakaknya. Rara tau betul itu sangat menyakitkan.

Afisan lalu meraih tangan Fia.

"Fi, dengerin gue! Gue sayang sama lo. Apapun yang terjadi gue tetep jadi Afisan yang pertama kali lo kenal. Gue ngucapin makasih karna lo udah mau cinta sama cowok kayak gue. Jujur gue seneng ada dua orang selain keluarga gue yang begitu tulus cinta sama gue" Ujar Afisan sambil menatap Rara dan Fia bergantian.

"Seandainya gue disuruh belajar mencintai lo mungkin butuh waktu yang lama Fi. Karna maaf. Gue udah nemuin impian gue. Yaitu selalu bersama Rara. Dengan Rara gue pernah mengejar impian gue jadi penyanyi dan dengan Rara gue pengen ngabisin sisa hidup gue nanti" Ujar Afisan lalu melepas genggamannya pada Fia dan beralih ke Rara.

"Maafin gue fi. Mungkin bagi lo gue ini cowok brengsek yang cuma nyakitin lo" Ujar Afisan menyesal.

Fia menarik nafas panjang.

"Gue ikhlas lo sama Rara kak. Gue ikhlas lo bahagia" Ujar Fia memaksakan senyumnya.

"Makasih Fi.. Gue yakin lo bakal nemuin yang lebih baik dari gue" Ujar Afisan.

Tanpa mereka sadari di luar ruangan ada laki-laki yang mendengarkan percakapan mereka. Dia menatap penuh amarah melalui pintu yang sedikit terbuka.

Orang itu lantas berjalan menjauh.

"Ah Shit!! Bodoh! Kenapa lo nyerah gitu aja sih Fi!!" Umpatan orang itu.

Yudha yang tadi keluar dari ruangan Fia, merasa kenal dengan orang yang sedang mengumpat itu. Dia mendekat dan menepuk bahu orang itu.

"Van!" Ujar Yudha.

Orang itu menoleh, dan benar saja itu adalah Ivan sepupu Yudha.

"Eh lo kak" Ujar Ivan.

"Lo ngapain disini? Mau jenguk Fia ya?" Tanya Yudha.

(Perlu kalian tau guys, Ivan adalah kakak angkat dari Fia)

"Iya kak. Kebetulan mama juga ada di rumah sakit ini" Ujar Ivan.

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang