Part 15

556 57 6
                                    

"Fann..." Lirih Reza.

Affan hanya diam dengan pandangan kedepan sambil menahan sakitnya tamparan papa nya tadi.

"Maafin papa" Ujar Reza menyesal.

Damn! Seorang Reza terduduk lemas didepan anaknya untuk minta maaf.

"Fan.." Lirih Reza lagi.

---------

  Affan yang tak tega melihat papa nya terduduk lemas dihadapannya, langsung menggenggam lengan papanya dan mengajaknya berdiri.

"Maafin keegoisan papa fan" Ujar Reza dengan penyesalan.

"Papa hanya... ahh ya kamu tau kan papa gini karna begitu kehilangan mamamu" Tambah Reza dengan nada melemah.

"Maafin Affan juga udah bentak papa tadi. Affan kebawa emosi. Ya kalau hari ini papa belum bisa izinin Afisan buat mengejar apa yang jadi keinginannya, setidaknya lebih baik papa gak usah temui Afisan dulu. Dia akan baik-baik saja" Ujar Affan.

"Ini pertama kalinya dia hidup sendiri fan. Papa rasa papa gagal jagain dia" Ujar Reza.

"Dia akan tetap baik pa, setiap hari kalau gak sibuk Affan akan temui dia di apartemen. Dan sesekali Affan akan menginap. Papa tau saat ini Afisan masih berumur 18 tahun dia masih labil untuk menyikapi sebuah masalah. Papa percaya sama Affan semua akan baik-baik saja" Ujar Affan dengan tenang dan hati-hati.

"Baik fan" Ujar Reza.

  Semenjak hari itu Reza lebih sering berkutat dengan pekerjaannya. Bahkan sering bolak-balik ke luar negeri.

  Satu minggu setelah kejadian Afisan pergi dari rumah. Kini Afisan mulai hidup mandiri. Segala keperluannya dia cukupi dari hasil manggung nya dengan Rara.

  Weekend minggu ini, Rara sedang menikmati makan malamnya dengan Ivan kekasihnya. Meski suasana tak lagi seperti dulu. Rara tetap berusaha menyesuaikan semuanya.

"Masih inget kan minggu depan kita kemana?" Tanya Ivan.

"Iya" Jawab Rara singkat.

"Jangan kecewa in aku lagi sayang. Aku cuma mau kamu selalu ada di sampingku. Untuk saat ini hanya setiap weekend kita bertemu" Ujar Ivan lembut.

Rara hanya menganggukkan kepalanya. Bahkan dia tak yakin minggu depan bisa pergi atau tidak. Karna Putri bilang minggu depan akan ada jadwal manggung dan hingga hari ini Putri masih bernegosiasi untuk memajukan atau menunda acara tersebut.

"Yaudah yuk pulang" Ujar Ivan lalu menggenggam tangan Rara. Rara hanya diam mengikuti langkah kekasihnya itu.

Malam ini hari minggu itu artinya Ivan harus kembali ke Bandung untuk kuliah dan bekerja di Bandung. Ivan membantu papanya menghandle perusahaan. Bagaimana sempurnanya Ivan bagi Rara. Pria tampan, mapan dan begitu menyayanginya.

  Hari-hari berikutnya Rara menjalani semua dengan senang. Banyak job manggung yang dia dapat kan dengan duet bareng Afisan. Ya Afisan teman duet tetap Rara sekarang. Meski Ayah nya mengizinkan tetap saja Rara hanya diberi izin satu kali manggung setiap harinya.

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang