Part 18

537 62 11
                                    

"Rara?" Tanya Rafi kaget.

"Iya om" Ujar Affan.

"Apa ini? Kenapa Rara gak pernah bilang kalau teman duetnya Afisan?" Tanya Rafi yang nampak kecewa karna anak-anaknya banyak menutupi hal-hal yang penting yang harus dia ketahui.

----------
"Ini memang mau Afisan om. Dia gak ingin banyak orang tau, terutama papa" Jawab Affan lalu menoleh sejenak pada papanya yang masih terbaring koma.

"Rara harus dinasehati sekarang!" Ujar Rafi menahan amarah.

"Fan, gue sama Ayah pamit pulang dulu ya" Ujar Ridwan pamit karna tau Ayahnya mulai marah.

"Iya wan, makasih ya om udah mau kesini soalnya Affan bingung mau hubungin siapa" Ujar Affan pasrah.

"Sama-sama fan. Kalo ada apa-apa hubungi om atau Ridwan" Ujar Rafi. "Om pamit dulu" Ujar Rafi berlalu pergi dari rumah sakit dan menyimpan beberapa pertanyaan untuk anak yang di sampingnya dan anak perempuan yang dirumah.

♥♥♥
Rara Home

Rara yang lelah pulang dari kampus langsung menuju kamarnya untuk meregangkan otot-otonya yang cukup lelah. Belum lagi hari ini dia harus pulang agak malam karna menemani Putri dan Elsa membeli novel. Tapi tadi Rara juga membeli sebuah buku.

Rara memejamkan matanya. Tapi belum lama dia melepas kantuknya, pintu kamarnya di ketuk. Dengan malas Rara berdehem.

"Masuk aja, gak dikunci kok" Ujar Rara yang masih dengan mata terpejam.

"Raa.., ini kakak" Ujar Bella.

"Iya ada apa kak?" Tanya Rara yang membuka matanya lalu menoleh pada kakaknya yang tengah berdiri di depan pintu.

"Turun gih, Ayah mau ngomong penting katanya" Ujar Bella.

Rara mengernyit, setahu dia, dia tak berbuat masalah kecuali hanya telat pulang. Tapi dia juga sudah memberitau Bundanya.

"Iya kak, duluan aja" Ujar Rara lalu berdiri menuju kamar mandi dan bersih-bersih. Bella turun dulu kebawah menuju ruang keluarga bersama yang lainnya.

15 menit kemudian Rara keluar dari kamarnya bersamaan dengan Ridwan yang memang kamarnya di sebelah kanan kamar Rara dan kamar Bella disebelah kirir kamarnya.

"Abang disuruh turun juga?" Tanya Rara.

"Iyalah, kita kan mau disidang ya lebih tepatnya lo sih yang mau disidang" Ujar Ridwan santai.

Rara membelalakkan matanya.

"Masasih cuma karna Rara telat pulang Ayah marah dan langsung sidang Rara?" Tanya Rara heran.

"Ogeb! Bukan itu, udah deh turun aja dulu lo juga bakal tau" Ujar Ridwan lalu turun duluan dan diikuti Rara dibelakang nya.

Sampai di bawah dihadapan Rara kini ada Ayah, Bunda dan kakaknya Bella. Tapi hanya tatapan tajam Ayahnya yang membuat Rara bingung. 'Apa gue ngelakuin kesalahan yang begitu besar? Hingga Ayah menatap gue tajam' Batin Rara

"Duduk!" Ujar Rafi dingin.

Rara dan Ridwan duduk bersebelahan. Hening beberapa menit, akhirnya Rafi buka suara.

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang